Lazimnya orang hanya akan mengalami gangguan untuk dapat melihat dengan jelas saat melepas kacamata. Namun bagi beberapa orang, dampak dari melepas kacamata tidak hanya dirasakan oleh mata tetapi juga mempengaruhi kemampuan telinga untuk mendengar.
Memang terdengar agak aneh jika ada orang mengatakan tidak bisa mendengar dengan baik dengan alasan sedang tidak menggunakan kacamata. Namun fenomena ini benar-benar dialami oleh sebagian orang, meski tidak diketahui pasti berapa jumlahnya karena memang tidak banyak penelitian yang mengungkapnya.
Prof. Lawrence Rosenblum, psikolog dari University of California di Los Angeles mengatakan fenomena yang disebut sebagai The McGurk Effect atau efek McGurk ini sebenarnya sangat masuk akal. Dalam menafsirkan sesuatu, otak selalu mengintegrasikan (menggabungkan) persepsi dari seluruh panca indra.
Tanpa disadari manusia punya kemampuan untuk mengetahui apa yang dikatakan lawan bicara hanya dari gerakan bibir meski tidak terdengar jelas suaranya. Bahkan, beberapa orang lebih mengandalkan kemampuan membaca bibir dibandingkan pendengaran dalam memahami ucapan lawan bicara.
Orang-orang dengan kemampuan unik seperti ini akan menghadapi masalah ketika indra penglihatannya mengalami gangguan, misalnya sudah mengalami rabun dan lupa membawa kacamata. Meski mendengar suaranya, kemampuan otaknya untuk menafsirkan suara tersebut tidak optimal karena tidak bisa melihat gerakan bibirnya.
Adanya koordinasi mata dan telinga dibuktikan sendiri oleh Prof. Rosenblum dalam penelitiannya yang dimuat di edisi terbaru jurnal Attention, Perception, and Psychophysics. Dikutip dari MSNBC. Ia melibatkan sejumlah relawan dengan mata dan telinga yang sehat serta belum pernah dilatih membaca gerak bibir.
Dalam eksperimen pertama, Prof. Rosenblum memutarkan video orang yang berbicara namun suaranya diganti dengan ucapan yang berbeda. Hasilnya, sebagian besar partisipan tetap bisa menduga dengan benar apa yang sesungguhnya diucapkan oleh orang-orang dalam video tersebut.
Eksperimen kedua juga melibatkan video yang memvisualisasikan seseorang sedang mengucapkan kata-kata namun tanpa mengeluarkan suara. Kemampuan otak mengkoordinasikan panca indra terbukti dengan banyaknya partisipan yang bisa menebak kata-kata yang diucapkan.
(sumber: Radar Banjarmasin edisi Senin, 10 September 2012)
***********
Artikel di atas sengaja saya ketik ulang karena saya merasa kalau artikel tersebut 'ngena' banget di saya. Yupz, percaya atau tidak, seperti itulah adanya, saya benar-benar merasakan sedikit tuli ketika tidak memakai kacamata minus saya.
Awalnya saya pikir cuma saya saja yang mengalami 'keanehan' ini. Tapi ternyata kakak-kakak dan adik-adik saya yg semuanya memang memakai kacamata, ternyata mengaku pendengarannya akan berkurang (juga) ketika tidak memakai kacamata minus - persis seperti yang saya rasa. Dan ternyata (lagi), teman kantor saya yang juga berkacamata minus mengatakan hal yang sama, bahwa ia tidak bisa mendengar dengan jelas apabila tidak memakai kacamata. Akhirnya saya merasa tidak 'sendiri' hehe.. Dan saya jadi memiliki sedikit kebiasaan. Saya jadi sering menanyakan kepada orang-orang berkacamata minus yang saya kenal, apakah mereka juga akan menjadi tuli ketika tidak mengenakan kacamata minus mereka. Ternyata tidak semua orang seperti saya (tuli ketika tidak memakai kacamata). Bahkan ada teman saya yang minusnya minus 3, tapi berani bawa motor tanpa memakai kacamata. Ckck, sesuatu yg menurut saya luar biasa.
Dan tulisan artikel di atas menjadi pembenaran atau pembuktian bagi saya bahwa apa yang saya rasa selama ini memang benar adanya. Bahkan berkat artikel di atas, sekarang saya jadi mengetahui nama 'keanehan' (selama ini saya menyebutnya demikian) yang saya rasa - The McGurk Effect. Juga sedikit menjawab pertanyaan, kenapa apabila kacamata minus saya dilepas, pendengaran saya menjadi terganggu. Ternyata karena adanya kerja otak yang menggabungkan informasi dari beberapa alat panca indra untuk menafsirkan sesuatu. Tepatnya, adanya hal membaca gerakan bibir dalam menangkap sesuatu yg disampaikan oleh orang lain. Padahal, rasa-rasanya, setiap berkomunikasi dengan orang lain saya (merasa) tidak selalu memperhatikan gerakan bibir mereka. Tapi, sekali lagi, tanpa kacamata minus saya, selain ga bisa melihat secara normal, saya memang menjadi (sedikit) tuli.
Well, adakah di antara anda yang merasakan hal sama dengan saya? Ternyata hal tersebut wajar adanya, tidak seaneh yg saya pikir sebelumnya. Bersyukur banget, walaupun minus sekian (lupa minus berapa, lama ga periksa mata :-D, yg jelas diatas 2, dibawah 3), saya masih bisa menikmati indah dunia, meski emang ga bisa kemana-mana tanpa kacamata. Serasa ada yg kurang tanpa kacamata, hingga kadang-kadang tidurpun pakai kacamata, hehe.
Satui, room no.4, 22102012
Ini bener banget mak, aku juga begini kalau ga pake kacamata, tapi rasanya banyak deh problem ketika tidak pake kacamata, salah satunya dibilang jutek atau sombong. Padahal saya lagi ga bisa liat. Hihi
BalasHapusiya sama mbk, ak sering dbilang sombong jg sm tmn2 pas ga lg pke kcmt. pdhl emang kbur pnglihatannya. wkeke. snasib kita nih.. :-D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus