Rabu, 29 September 2010

BLD rubik

BLD rubik atau blind rubik adalah cara mensolving rubik dengan mata ditutup. Tadinya saya enggan sekali belajar BLD rubik ini karena udah kebayang susah dan ribetnya. Padahal beberapa kali, adik saya selalu menawarkan dirinya untuk mengajari saya, tapi dasar sayanya aja yang belum nemu mood yang pas, maka akhirnya belajarnya ditunda-tunda terus.
Dan entah karena angin apa, akhirnya mood yang ditunggu-tunggu pun datang, saya sudah punya yang namanya 'niat' untuk belajar BLD (dimana-mana, niat itu yang paling utama, termasuk untuk belajar solving rubik. :D). Maka, adik sayapun dengan sabar mengajari saya tahap-tahapnya.

1. Tahap pertama (memegang rubik)
Untuk melakukan BLD solving, maka cara memegang rubiknya memiliki ketentuan tersendiri, yakni layer merah berada di depan sedangkan layer kuning berada di atas. Dari awal sampai akhir, megang rubiknya harus seperti itu. Jadi kalau ada yang BLD solving, tapi megang rubiknya diputar-putar arah orientasinya, maka bisa dipastikan kalau orang itu bukan BLD solving, melainkan 'ngintip' solving, hahaha (persis kayak Dedy Corbuzier waktu BLD solving di RCTI (ketauan deh kalau Dedy curang.. :p))

2. Tahap kedua (menotasikan petak edge)
Agar bisa mensolving rubik dengan mata ditutup, maka petak-petak rubik yang ada (yang edge) diberi nama atau notasi. Sebenarnya sih bisa dinotasikan dengan apa aja, tapi saya lebih suka menotasikan nya dengan huruf (abjad). Dimulai dari warna kuning - orange (A -B), kuning - hijau (C - D), dan seterusnya sehingga ada huruf A sampai dengan X.

3. Tahap ketiga (menotasikan petak corner)
Rubik 3x3 atau kubus mempunyai 8 corner dan saya menotasikannya dengan angka dari 1 sampai dengan 8 (kalau adik saya lebih suka menotasikannya dengan nama-nama sepupu, hehehe. Suka-suka aja sih, mana yang gampang aja buat masing-masing)

4. Tahap keempat (memorisasi)
Setelah rubik dalam keadaan teracak, maka yang harus dilakukan pertama kali ketika ingin melakukan BLD, adalah mememorisasi petak-petak yang teracak tersebut. Di sinilah kegunaan notasi-notasi yang telah dibuat sebelumnya. Dengan notasi-notasi itu, kita jadi lebih mudah mengahapal posisi-posisi petak cube yang teracak.

5. Tahap kelima (solving edge)
Setelah memorisasi selesai maka BLD pun siap dilakukan. Pasang penutup mata atau eye shade-nya trus jangan lupa baca bismillah ya... :D. Maka mulailah solving untuk petak edge. Cara solving edge ini memiliki 3 rumus yang mesti dihapal. Dengan 3 rumus ini, kita bisa menyelesaikan/solving edge tanpa merusak posisi corner.

6. Tahap keenam (solving corner)
Setelah solving edge, hal selanjutnya yang harus dilakukan tentu saja adalah solving corner. Untuk solving corner ini, ada 4 rumus yang harus dihapal.

Setelah selesai, maka buka penutup mata atau eye shadesnya. Dan tadaaaaa.... Rubiknya bakalan solving!!!! dengan catatan, memorisasi yang kita lakukan benar, rumus yang kita pakai benar, dan pergerakan solving yang kita lakukan benar. Hihihihi.. Intinya, semuanya harus benar, :p.

Saya belajar BLD, awalnya dengan mata terbuka (tidak langsung dengan mata ditutup). Saya pelajari dulu notasi-notasinya, sambil mempelajari set-up nya, dan sesekali saya sebut notasi-notasi itu dengan suara yang lumayan nyaring, maksudnya biar cepat ingat sama posisi notasi-notasi itu.

Trus saya mulai memberanikan diri solving dengan mata ditutup, tapi cuma berani sampai solving edge-nya aja, dan alhamdulillah berhasil.
Setelah merasa cukup lancar, saya mulai berani solving sampai dengan solving corner. Dan ternyata saya gagal!!!
Ada beberapa posisi edge yang tertukar. Kata adik saya sih, saya salah tembak waktu mau solving edgenya. Huhuhuhu... Saya semakin penasaran. Nyoba lagi dengan memorisasi yang agak lama (maklum, daya ingat dah menurun.. :p).

Daaann eng ing eeennnggg.... Saya BERHASIL!!!!!! Huaa.. senangnyaaaa... sampe ga percaya!! :p
Bahkan waktu setelah solving (untuk kali pertama), saya sampai ga berani buka mata, takut rubik yang saya pegang belum benar solvingnya. :D
Tapi pas buka mata, ternyata rubiknya udah solving dengan sempurna, hiksss... rasanya ada kepuasan tersendiri (terharuu.. :D).
Sedikit banyak saya ketagihan, trus nyoba lagi solving sebelum tidur, dan ternyata BERHASIL lagi, horeee...

Tapi, proses belajar saya ga semulus kelihatannya. Saya mesti ekstra usaha, karena banyak faktor.
Faktor pertama, adalah karena saya perempuan, :D.
Percaya atau tidak, perempuan memiliki kemampuan yang lebih rendah dibanding laki-laki dalam hal menghapal posisi yang berorientasi pada ruang. Untuk itu, saya merasa memang agak susah menghapal posisi-posisi petak rubik, apalagi kalau rubiknya udah mulai diputar-putar T_T
Faktor kedua adalah daya ingat.
Sepertinya daya ingat saya sudah tidak sebagus sepuluh tahun yang lalu, dimana untuk menghapal angka-angka adalah sangat gampang. Hikss.. Dulu, untuk menghitung yang sederhana semisal penjumlahan, saya sama sekali tak membutuhkan kalkulator. Tapi untuk sekarang, sedikit-sedikit, bawaannya pingin pakai kalkulator aja kalau lagi ngitung. T_T

Apalagi untuk solving rubik dengan mata ditutup, semuanya serba dituntut. Daya ingat, refleksifitas, ketenangan, konsentrasi, dan kesabaran harus benar-benar bagus.
Maka waktu di awal-awal belajar BLD, sayapun sempat merasa mual sampai pingin muntah T_T. Mungkin karena waktu awal-awal, saya melakukannya dengan sedikit memaksa (alih-alih cepat belajar BLD, malah sakit kepala deh.. :p).
Adik sayapun waktu awal-awal belajar BLD sempat mengalami hal yang sama, karena yang ngajarin adik saya cara ngajarnya cepat banget. Adik saya seperti dipaksa menelan 'pelajaran' yang banyak dalam waktu yang singkat. Alhasil, waktu pertama kali belajar sama temannya di rumah temannya itu, pulang-pulang dari rumah temannya, adik saya malah kesasar, ga ingat sama jalan pulang (saking pusingnya habis belajar BLD, xixixixi).
Makanya waktu adik saya ngajarin saya, dia berusaha sesabar dan selambat mungkin, biar sayanya bisa adaptasi. Tapi dasarnya saya yang terlalu memaksakan diri, akhirnya malah sampai mual dan pingin muntah, hehehehe...
Kemampuan orang memang beda-beda, teman adik saya ada yang bisa BLD hanya dalam waktu 1 hari, ckckckck.. jenius banget ya.. :p

But, eniwei, saya cukup puas bisa BLD, tinggal ngelancarin beberapa rumus (musti latihan terus), moga-moga nanti BLDnya bisa lancar. Kalau udah lancar, pasti bakalan menyenangkan, bisa main sekaligus melatih otak tengah. ^^