Labels
Selasa, 19 Agustus 2014
(for the first time) Google menyelamatkan hidup saya...
Ketika hendak terlelap, antara sadar dan tidak, saya merasa ada sesuatu yang masuk ke telinga saya. Awalnya saya pikir seperti ada air yang masuk pelan-pelan ke dalam telinga saya, karena rasanya yang dingin. Mungkin keringat pikir saya, karena malam tadi memang hawanya agak panas. Tapi ternyata yang masuk ke telinga saya itu bukan air keringat karena secara tiba-tiba saya mendengar bunyi yang sangat berisik yang berasal dari dalam telinga saya. Sayapun kontan terbangun. Spontan mengubek-ubek telinga dengan jari dan bunyi itu semakin menjadi-jadi, mengganggu sekali. Sayapun yakin kalau telinga saya sedang kemasukan binatang. Tapi binatang seperti apa yang masuk ke dalam telinga saya? Apakah laba-laba, semut, anak kecoa, ataui lipan??? Sayapun semakin panik. Langsung memencet hidung sembari menghembuskan nafas sekencang-kencangnya dari hidung dalam waktu bersamaan. Hal ini saya yakini bisa mendorong binatang yang berada di dalam telinga saya. Tapi beberapa kali melakukan hal itu, si binatang tetap tak kunjung keluar, malah semakin bergerak-gerak di dalam telinga saya. Pingin rasanya minta tolong ke Acil saya (sepupu mama, kebetulan saya tinggal di rumah beliau di Banjarmasin), tapi saya takut kalau Acil saya ikutan panik dan melakukan tindakan yang malah bisa berakibat fatal. Sayapun berusaha untuk tidak panik, walaupun susah sekali untuk tidak panik.
Sambil menenangkan diri sayapun melakukan hal yang mungkin agak sedikit konyol tapi justru berhasil menyelamatkan hidup saya. Sayapun googling bagaimana cara mengeluarkan binatang yang masuk ke dalam telinga. Mungkin apa yang saya lakukan ini terdengar agak sedikit lucu. Bisa-bisanya saya buka-buka hape sementara di telinga saya sedang hidup seekor bintang yang saya tak tau berjenis apa dan kala itu tengah asik mengubek-ubek telinga saya dengan sangat berisik.
Alhamdulillah ternyata banyak sekali orang-orang yang berbagi pengalamannya ketika kemasukan binatang. Sayapun membacanya, dan menemukan langkah pertolongan pertama, yaitu dengan memiringkan kepala dan menempatkan telinga yang bermasalah di sebelah atas. Lalu teteskan baby oil atau minyak zaitun ke dalam telinga yang bermasalah tersebut sambil daun telinga di tarik-tarik untuk menghilangkan gelembung udara, setelah itu tetesi telinga dengan air hangat, lalu miringkan kepala hingga telinga yang bermasalah berada di bawah. Tunggu beberapa saat sampai benda asing (termasuk binatang) keluar dari dalam lubang telinga. Ulangi beberapa kali untuk memastikan tidak ada bagian dari binatang (terutama yang sudah terlanjur mati di dalam telinga) yang tertinggal di dalam telinga.
Sayapun mengikuti saran yang dianjurkan. Untungnya saya punya simpanan baby oil sisa tempo lalu ketika kulit badan saya terkena gatal-gatal karena ga cocok pakai salah satu merk sabun mandi. Saya pun meneteskan beberapa tetes ke dalam telinga saya dengan gemetaran. Seumur hidup saya, tak pernah rasanya saya secara sengaja memasukkan cairan ke dalam telinga saya. Jadi berasa aneh aja ketika saya harus memasukkan beberapa tetes baby oil ke dalam nya. Kemudian saya tarik-tarik ujung telinga saya untuk menghilangkan gelembung udara dan memastikan kalau si baby oil benar-benar masuk ke dalam lubang telinga saya. Karena tidak ada air hangat di kamar, maka langkah meneteskan air hangat ke dalam telinga saya skip. Setelah itu saya berbaring dengan posisi badan miring dan telinga yang bermasalah menghadap ke bawah. Saya tunggu beberapa saat sambil mulut ini tak berhenti berdzikir minta diberi kekuatan dan kesembuhan. Lalu saya seperti merasa ada yang mengalir turun dari dalam telinga saya. Sayapun mengambil ujung sarung/kain bali yang biasa saya jadikan selimut, lalu dengan bantuan jari yang saya lapisi dengan sarung bali tadi, saya pun berusaha menarik 'benda' yang mengalir keluar dari dalam telinga saya. Setelah saya lihat, ternyata ada sesosok serangga berwarna hitam (bentuknya mirip kecoa namun dengan ukuran kecil, kurang lebih panjangnya setengah centi dengan badan yang lebih kokoh dari kecoa, hiiiyyy..) yang nempel di sarung bali. Dan serangga itu masih hidup, berjalan dengan pelan dengan badan penuh dengan baby oil. Sayapun langsung membunuh serangga itu. It must be die!!!!
Perjuanganpun berakhir. Dan setelahnya sayapun langsung pingin nulis blog. Pingin berbagi pengalaman, siapa tau suatu saat nanti ada yang mengalami hal ini juga (tapi kalau bisa jangan sampai deh.. :D). Malam tadi juga saya langsung pingin nulis blog via hape, tapi yang ada ngantuk saya datang lagi, dan akhirnya baru pagi ini postingan ini bisa saya tulis.
Tadi pagi saya sempat cerita ke beberapa teman kantor tentang hal ini, mereka sempat terkagum-kagum mendengar saya masih sempat-sempatnya googling di saat-saat menegangkan seperti itu. Sayapun menimpali, masih mending saya cuma sempat googling, kalau orang lain mungkin sudah selfie kali ya trus update status kalau sekarang telinganya kemasukan binatang, hihihi... :D
Semoga kejadian tadi malam tidak terulang lagi. Aamiiin. Dan untuk beberapa malam berikutnya, sepertinya saya bakalan rajin pake headset di kuping pas tidur, karena jujur sepertinya saya masih sedikit trauma dengan binatang yang masuk ke dalam telinga :D
Kamis, 12 Juni 2014
Klaim JHT di BPJS Ketenagakerjaan
Sore tadi sekitar jam 16.07 WITA, saya menerima sms yang memang sejak semalam sudah saya tunggu-tunggu. Sms itu adalah sms 'cinta' dari 3355, hehe... Sebuah sms yang menegaskan bahwa uang JHT yang hari Rabu kemarin saya klaim akhirnya bisa cair juga. Ternyata mengurus JHT itu tidaklah terlalu susah asal kita tau langkah-langkah prosesnya dengan baik. Untuk itu saya ingin berbagi pengalaman di sini tentang tata cara klaim uang JHT dari Jamsostek atau sekarang lebih dikenal dengan BPJS Ketenagakerjaan.
Oiya, sebelumnya saya mau cerita dulu tentang keikutsertaan saya dalam program JHT ini. Jadi, sebelum bekerja di perusahaan yang sekarang, saya terlebih dahulu bekerja di sebuah BUMN sebagai tenaga kontrak (outsourching). Seperti umumnya tenaga outsourching, tentulah harus ditangani atau dikelola oleh Perusahaan Penyediaan Tenaga Kerja. Nah, Perusahaan Penyediaan Tenaga Kerja tempat saya bernaung ini lah yang mendaftarkan saya sebagai anggota JHT di Jamsostek, sebagai bentuk kewajiban mereka dalam mengelola tenaga kerja. Dan sepengetahuan saya, sebenarnya uang iuran yang disetorkan setiap bulan untuk JHT ini nyatanya tidak lain dan tidak bukan adalah uang kami sendiri, uang yang dibayarkan oleh BUMN tempat kami bekerja yang kemudian disisihkan oleh Perusahaan Penyediaan Tenaga Kerja. Tiada beda dengan menabung, hanya saja 'tabungan' yang ini wajib dibayarkan setiap bulan dengan jumlah yang sudah ditentukan dan tidak dapat diambil kalau tidak dalam kondisi sebagai berikut:
1. Mencapai usia 55 tahun
2. Cacat total dan tetap berdasarkan keterangan dokter
3. Meninggal dunia
4. Meninggalkan Republik Indonesia dan tidak kembali lagi
5. Pindah menjadi Pegawai Negeri Sipil atau anggota TNI
6. Keluar dari perusahaan dengan masa kepesertaan minimum 5 tahun dan masa tunggu selama 1 bulan dengan surat keterangan dan bukti-bukti terlampir.
Untuk bisa mengklaim JHT, haruslah memenuhi minimal salah satu kondisi di atas. Dan saya memenuhi untuk kondisi no. 6. Setelah kondisi, ada lagi data pendukung yang wajib dibawa ketika akan melakukan klaim JHT. Data pendukung itu adalah:
1. Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) / BPJS Ketenagakerjaan (asli dan fotocopy)
2. KTP yang masih berlaku (asli dan fotocopy)
3. Kartu Keluarga (asli dan fotocopy)
4. Surat keterangan pengalaman kerja atau surat keterangan PHK (asli dan fotocopy)
5. Buku tabungan apabila menginginkan uang JHT ditransfer ke rekening pribadi (asli dan fotocopy)
6. Materai Rp. 6.000,- secukupnya tergantung kondisi (ada baiknya disiapkan saja terlebih dahulu).
Setelah semua data pendukung sudah siap maka proses klaim pun akan berjalan cukup singkat dan mudah, menurut pengalaman saya. Pertama, saya diminta menyiapkan data pendukung, lalu memasukkannya ke dalam map plastik yang sudah disediakan oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan. Setelahnya saya diminta mengisi blanko Permintaan Pembayaran Jaminan Hari Tua. Blanko yang telah diisi kemudian dimasukkan (disatukan) di dalam map plastik yang berisi semua data pendukung dan diserahkan kepada petugasnya, emm semacam CS (customer service)nya untuk diperiksa kelengkapannya. Lalu sayapun disuruh menunggu untuk dipanggil. Berhubung data saya lengkap, otomatis ga ada masalah, sayapun dipanggil untuk menerima map plastik yang dinyatakan lengkap. Setelah itu barulah saya boleh mengambil no. antrian. Sempat bingung juga, karena saya pikir ngambil no. antri dulu, baru ngisi-ngisi blanko seperti kebiasaan ketika bertransaksi di bank.
Nah, urusan mengantri ini yang bikin saya sedikit rada jengkel. Soalnya pelayanan terasa lamban, atau sayanya ya yg tidak penyabar?? Hehe, maklum, soalnya saya melakukan proses klaim ini dalam jam kerja saya, jadi merasa ingin cepat-cepat selesai mengurus klaim agar bisa segera balik ke kantor. Penyebab lambannya pelayanan adalah kurangnya petugas CS yang melayani, saya melihat ada 4 loket CS, namun hanya 2 yang aktif alias ada CSnya, yang 2 lagi kosong. Setelah beberapa waktu, barulah 2 CS yang kosong itu terisi. Selain itu, adanya 'masalah' masing-masing peng-klaim yang berbeda-beda membuat semakin lamanya giliran saya dipanggil dan itu berarti semakin lama pula saya harus menunggu. Karena setelah dicek petugas, ada saja data pendukung mereka yang bermasalah. Seperti kemarin, ada bapak yang ternyata tandatangannya ga mirip sama di KTP, jadi harus ngulang lagi isi blankonya. Busyettt, teliti amat ya CSnya, jadi salut... :)
Sayapun jadi merasa sedikit khawatir, jangan-jangan data saya juga bermasalah, jadi parno deh. Saya takut masalah alamat saya yang dipermasalahkan, karena KTP saya adalah KTP Banjarbaru, sedangkan sekarang saya tinggal di alamat Martapura. Eh, ternyata semua itu ga masalah sama sekali, selama alamat yang tercantum di data mereka sama dengan alamat KTP. Yang masalah malah tanggal lahir saya, yang ternyata berbeda di data mereka dengan KTP saya. Sayapun disuruh mengisi blanko pernyataan yang dibubuhi materai.
Setelah semuanya selesai, sayapun diminta berfoto. Foto di tempat aja, pakai alat semacam webcam. Setelah semua dicek sekali lagi, petugas pun menanyakan, uangnya mau ditransfer ke rekening atau mau diambil tunai? Kalau mau ambil tunai, bisa langsung diambil hari itu juga, tapi menunggu kurang lebih satu setengah jam. Dan kalau ingin transfer, menunggu paling lama 4 hari. Sayapun memilih transfer, karena dari awal memang menginginkan untuk uangnya ditransfer saja. Setelah disepakati, data asli sayapun dikembalikan kecuali Kartu Peserta Jamsostek, karena saya dianggap berhenti dari kepesertaan. Selain itu, salinan blanko yang saya isi juga dipersilakan untuk dibawa dengan catatan ga boleh hilang, karena apabila dalam waktu 4 hari uang belum ada masuk ke rekening dan saya ingin melakukan komplain, maka salinan blanko itulah yang jadi buktinya. :)
Ternyata beneran mudah kan mengurus klaim JHT? Tapi ada sedikit rasa tidak puas dengan pelayanan Jamsostek. Yaitu tentang jam pelayanannya yang ternyata dimulai pukul 08.30, yang menurut saya alangkah baiknya kalau pelayanannya bisa dibuka lebih pagi. Kemarin saya kepagian datangnya, habis apel pagi di kantor langsung meluncur ke kantor BPJS Ketenagakerjaan. Jam 8 lewat sudah di sana dengan kondisi pegawainya ga ada yang siap di tempat. Saya sempat jengkel, ih koq jam segitu pegawainya belum pada siap. Ternyata pas liat tulisan kalau jam pelayanannya adalah pukul 08.30 s.d 15.30 Senin - Jumat, sayapun hanya bisa ber-ooo saja :D.
Dan dari waktu maksimal 4 hari yang dijanjikan, ternyata mereka hanya perlu waktu 1 hari untuk mentransfer uang saya. Wah, ini baru pelayanan oke.
Klaim JHT done!!
Minggu, 13 April 2014
kangen kalian...
Apa kabar halaman blog ku?? Sepertinya sudah lama sekali tak mengalami penambahan postingan. Si empunya blog sepertinya sedikit kehilangan semangat buat nge-blog lagi, hehehe. Tapi kali ini pingin nulis-nulis lagi, setelah iseng buka-buka koleksi foto di dalam laptop. Waaa.. banyak banget foto kenangan bareng teman-teman di UPK. Makanya jadi pingin mengenang moment2 di UPK melalui sebuah tulisan.
UPK?? Apa tuh UPK? Itu loh, kantor tempat saya bekerja dulu sebelum akhirnya saya bekerja di PDAM kota Banjarmasin. Ya, sekarang saya bekerja di PDAM, aktif mulai 27 Januari 2014 tadi setelah mengikuti proses rekrutment yang begitu panjang (mungkin suatu saat akan saya tulis juga, walaupun late post, karena banyak kenangan di proses rekrutment itu)
Kembali tentang UPK atau lengkapnya, PT PLN (Persero) UPK RINGKAL 4. Adalah kantor tempat saya bekerja untuk pertama kalinya setelah lulus kuliah di akhir 2007. Saya ingat betul saya mulai bekerja di kantor itu tanggal 5 Mei 2008 (sempat nganggur kurang lebih 6 bulan) dan berhenti tanggal 31 Januari 2014 (bukan resign, hanya saja saya tidak memperpanjang kontrak saya).
Kantor UPK sendiri, sudah mengalami 4 perubahan nama selama kurang lebih 5 tahun saya bekerja di sana (lama juga ya.. makanya terlalu banyak kenangan di sana yang akan selalu saya ingat sambil tersenyum). Awal mula, namanya PT. PLN (Persero) PROKITRING KSKT (Proyek Pembangkit dan Jaringan Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah), sesuai namanya, menangani proyek pembangkit listrik dan jaringan transmisi untuk wilayah KalSelTeng. Kemudian nama tersebut berganti menjadi PT. PLN (Persero) PROKITRING KALSEL, masih menangani proyek pembangkit listrik dan jaringan transmisi, hanya saja sudah terbatas di wilayah KalSel saja karena untuk KalTeng sudah ada kantor tersendiri. Lalu nama itu berganti lagi menjadi PT. PLN (Persero) UPK KITRINGKAL II (Unit Pelaksana Konstruksi Pembangkit dan Jaringan Kalimantan II). Dan terakhir, menjadi PT. PLN (Persero) UPK RINGKAL 4 (Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Kalimantan 4), menangani pengawasan proyek jaringan transmisi untuk wilayah Kalimantan Selatan.
5 tahun, tentu bukan waktu yang sebentar. Banyak suka dan duka bekerja di sana, bersama mereka, teman-teman yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Ada yang datang ada yang pergi, begitupun yang terjadi di kantor itu. Dua kali saya mengalami pergantian Manajer. Manajer yang pertama, merupakan orang yang tegas, beliau lah yang mengajarkan saya banyak hal, tidak hanya ilmu eksak tapi juga mental untuk tetap bertahan di dunia kerja dengan sebaik-baiknya. Tanpa beliau mungkin saya tidak menjadi seperti saya yang sekarang. Dulu mungkin saya merasa jengkel atau tidak terima dengan cara memimpin beliau, tapi di balik itu semua saya sadar ternyata banyak sekali sisi positif yang bisa saya ambil, hingga yang tersisa sekarang adalah kenangan baik tentang beliau.
Tak hanya Manajer, teman-teman pun banyak yang datang dan pergi. Ada yang pindah tempat bertugas, ada yang memutuskan berhenti dan bekerja di lain tempat, ada juga yang sudah menghadapNya. Teman-teman di kantor dulu banyak yang berasal dari luar Pulau Kalimantan, menyenangkan jadinya bisa mengenal banyak orang dari berbagai suku. Ada yang orang Padang, Pekanbaru, Lampung, Bandung, Bekasi, Depok, Tangerang, Blitar, Jogja, Surabaya, Makasar, Toraja, Selayar, dll. Paling enak kalo habis libur lebaran, semua datang dari daerah masing-masing sambil bawa makanan khasnya. Wuihhh dapat oleh-oleh tentu sangat menyenangkan. Ngomong-ngomong tentang oleh-oleh, di kantor dulu saya sering banget terima oleh-oleh dari luar negeri, karena teman-teman banyak yang dinas ke luar negeri untuk proses FAT. Paling banyak sih oleh-oleh dari Cina, tapi kemarin sempat juga dapat yang dari Korea.
Dulu saya bekerja di bagian Teknik, mengurusi data teknik dan juga mengawas pekerjaannya di lapangan. Alhasil teman saya banyak laki-laki di kantor yang dulu. Ada enaknya juga bekerja dengan banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Enaknya, mereka tuh ga rese, ga suka nge-gosip, jadi enak aja bekerja dengan suasana seperti itu. Tapi ga enaknya, kadang saya merasa mereka lupa saya ini perempuan, porsi pekerjaan jadi hampir disamakan :D
Di kantor dulu, orangnya cuma sedikit, karena kantor kami ini adalah unit pengawasan. Sepertinya ga sampai 40 orang. Karena itu, saya merasa sangat dekat dengan mereka. Apalagi hampir 70% orang-orangnya seumuran dengan saya. Jadinya sering nonton bareng, karaoke bareng, makan bareng, dsb. Emm jadi ingat nonton bareng dengan mereka. Berhubung bioskop cuma ada di kota Banjarmasin, dan posisi kami di Banjarbaru, maka biasanya kami rame2 naik mobil kantor menuju Banjarmasin. Itupun nontonnya sepulang kantor, nonton yang midnight, pulangnya hampir jam 2 pagi nyampe rumah di Banjarbaru. Tapi selalu aman pergi dengan mereka, semua pada baik jagain saya, hehehe :D
Di kantor itu pula saya mengenal seorang sahabat yang luar biasa baik. Yang banyak membantu saya, yang banyak menguatkan saya ketika ada masalah menimpa saya, yang mengajarkan saya banyak hal terutama untuk menjadi orang yang lebih tegar, yang sukses ngajarin saya bawa motor, next mungkin nanti bakalan ngajarin saya nyetir mobil, hehehe. Yang mungkin nantinya bakal jadi kakak ipar saya, hihihi Aamin. Terima kasih Yuk... Terima kasih buat semuanya. Yayuk is the best lah pokoknya *hug dari jauh... ({})
Sepertinya terlalu banyak kenangan di sana untuk dituliskan dalam sebuah tulisan. Tapi setidaknya tulisan ini mewakili sebagiannya. Mungkin lain kali akan muncul tulisan seperti ini lagi, ketika saya kangen pada mereka, mungkin saya akan menuliskannya lagi. Ketika saya KANGEN KALIAN...
Dan seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, ada yang datang ada yang pergi. Mungkin dulu teman-teman lah yang pergi meninggalkan saya di UPK, tapi sekarang giliran saya meninggalkan UPK untuk tetap bekerja di perusahaan lain yang syukurnya juga bekerja di bidang pelayanan masyarakat. Kalau dulu saya bekerja di perusahaan yang menyediakan jasa listrik, sekarang saya bekerja di perusahaan yang menyediakan jasa penyediaan air bersih (minum). Saya merasa sangat diberkahi. Pekerjaan ini mungkin adalah impian sebagian besar orang, namun yang lebih besar dari itu, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mengandung nilai ibadah yang besar - InsyaAllah.
Terima kasih teman-teman di UPK untuk persahabatannya, untuk sebuah episode kehidupan yang menyenangkan bagi saya untuk mengenangnya. Walaupun saya sudah tak bekerja di sana, namun kalian tetap teman bagi saya, tak ada yang berubah. Thing's change, friends don't.
Foto terakhir di UPK dengan seragam UPK, sayangnya personilnya ga lengkap, banyak yang dinas luar kota. |
Jumat, 17 Mei 2013
Lasik ga ya??
Kemarin sore, pas iseng buka-buka FB, tiba-tiba saya liat link yg di share oleh teman. Link tersebut adalah tautan ke blog si teman yang isinya tentang cerita si teman pasca menjalani operasi lasik. Melihat judul tulisannya saja, saya sudah tertarik, tapi belum memutuskan untuk membaca isi tulisannya tersebut secara lengkap.
Singkat cerita, akhirnya malam tadi pas mau bobo, saya memutuskan untuk membaca tulisan teman tersebut dari awal sampai akhir. Bagi yang mau liat tulisannya, bisa liat disini.
Setelah membaca tulisannya tersebut, jujur saya merasa banyak pertanyaan-pertanyaan yang dulu cuma bisa saya simpan di otak saya akhirnya bisa terjawabkan. Dari mulai biaya operasi sampai tahapan operasi, plus rasanya dilasik, lumayan terjawabkan dengan tulisan teman saya tersebut. Dari dulu saya memang tertarik dengan kata "operasi lasik" ini. Entah kapan pertama kali saya mendengar kata ini, tapi ketika mendengar bahwa operasi ini bisa menyembuhkan mata minus, sayapun menjadi tertarik dan berangan-angan bisa melakukan operasi ini suatu saat nanti. Tapi terus terang ada perasaan takut dengan yang namanya 'operasi', karena alhamdulillah sampai dengan saat ini, saya ga pernah di operasi dengan alasan apapun.
Saking menghayatinya dengan tulisan si teman, malam tadi saya sampai mimpi di operasi lasik loh, hahaha... Tapi yang namanya mimpi, ada ja kejadian aneh-aneh. Masa operasi lasik, tapi yang disuntik malah tangannya?? Pake acara 2x tusuk pula, karena suster yang nusuk sambil ngobrol pas nusuknya, jadi pas nusuk yang pertama, dirasa kurang mantab gitu. Tapi anehnya, ga sakit sama sekali ditusuk pake jarum gede gitu. Ya iya lah ga sakit, ternyata cuma mimpi!!! Thanx God!! :D
Saking anehnya mimpi malam tadi, sayapun curcol dengan teman kantor di pagi yang cerah ini tentang mimpi saya malam tadi. Kebetulan hari ini kan hari Jumat, selalu ada acara sarapan bersama di Jumat pagi di kantor kami (kami biasanya menyebutnya dengan kegiatan: extra fooding). Pas saya cerita tentang mimpi saya dan operasi lasik tersebut, tiba-tiba bu Mardi (yang hari ini kena giliran mengadakan extra fooding) bilang kalau suami beliau pingin juga dioperasi lasik, karena minus beliau sudah mencapai angka 8!! Fiuhhh... Ayo buruan Pak Mardi!! Dengan angka minus segitu, emang sudah layak dilasik sepertinya... (sotoy banget :p). Well, keputusan ada di tangan Pak Mardi donk ya.
Trus gimana dengan saya? Perlukah saya dilasik? Kalau pertanyaannya seperti itu, saya rasa saya sudah tau jawabannya. Setelah membaca tulisan si teman dan setelah proses berpikir yang puaaaanjang (mulai lebay :p), menurut saya, saya belum perlu dilasik. Apa pasal?? Emm, karena saya merasa minus saya belum terlalu tinggi dan mudah-mudahan tidak akan bertambah tinggi, aamin... Sekedar info, saya mulai memakai kacamata sejak kelas 1 SMP. Waktu itu minus saya sudah minus 1 untuk mata kiri dan mata kanan. Sekarang atau tepatnya 16 tahun setelahnya, minus saya cuma minus 2. Dengan minus segitu, bisa dibilang minus saya masih ringan (tanpa bermaksud menganggap remeh). Namun walaupun begitu, saya ga bisa tanpa kacamata saya. Kalau dilepas, saya bakalan merasa ada yang kurang, merasa aneh, ga pede, sampai dengan merasa tuli (selain ga jelas melihat). Hal ini sudah pernah saya curcol-kan di tulisan saya sebelumnya.
Agak aneh memang, masa dengan minus segitu saya ga bisa tanpa kacamata? Sedangkan teman saya yang minus 3, malah bisa bawa motor tanpa kacamata. Nah untuk hal ini, saya ga tau deh ada penjelasan ilmiahnya atau ga. Yang jelas kenyataannya adalah seperti itu. Saya ga bisa tanpa kacamata saya, yang menyebabkan kadang jenuh juga kalau pake kacamata melulu. Makanya selalu tertarik dengan informasi seputar lasik. Bahkan saya sempat tertarik dengan pengobatan alternatif gurah mata dll yang konon katanya bisa menyembuhkan mata minus tanpa operasi. Tapi sampai sekarang, toh saya ga berani. Saya ga berani ambil resiko nyobain obat-obat yang menurut saya ga jelas apalagi kalau obat tersebut langsung menyentuh mata saya. Makanya dari dulu saya ga berani yang namanya pake lensa kontak. Apalagi pake obat tetes mata semacam gurah mata itu. Hiyyyy... takutttt.... :((
Tentang mata saya, memang agak sensitif. Saya bahkan ga bisa salah makan, karena kalau salah makan dan alergi saya kambuh, maka mata sayalah yang menjadi korban. Bakalan gatel, merah dan bengkak-bengkak ga jelas. Dulu saya pernah mengkonsumsi ikan patin, padahal cuma makan kuahnya doank, ga nyampe 5 menit mata saya udah merah dan gatel ga ketulungan. Bahkan ada selaputnya gitu. Waktu pertama, saya sempat panik, saya takut saya mengalami glukoma mendadak. Saya ga nyangka aja kalau saya sedang mengalami alergi pada saat itu. Yang namanya panik, bawaannya udah ga bisa berpikir jernih, akhirnya parno sendiri, apalagi pake acara googling ga jelas, akhirnya takut sendiri, takut kalau-kalau saya jadi buta mendadak. Hiksss... Jangan Ya Allah...
Kemudian pas dibawa ke dokter mata, baru ketauan deh, kalau ternyata saya cuma alergi.
Akhirnya sekarang, kalau mata saya tiba-tiba gatal setelah mengkonsumsi sesuatu, maka tindakan pertama yang saya lakukan adalah meminum susu. Aseekkkk...
Selain saya sangat menyukai susu, saya rasa susu juga mampu melunturkan alergi. Entah benar atau tidak menurut penjelasan ilmiah :D
Intinya, saya bersyukur dengan keadaan saya sekarang. Mata saya ga yang parah banget minusnya, walaupun saya ga bisa tanpa kacamata saya. Dan untuk lasik sendiri, kalau pertanyaannya berganti menjadi: Masih inginkah saya dilasik?? Maka jawaban saya: Tentu saya ingin. Tapi untuk saat ini saya belum memerlukannya.
Sekarang sih pinginnya ganti frame kacamata. Tapi kalau diganti, trus yg frame ini buat apa? Galau tak berkesudahan nih judulnya. hehehe...
Yo wiss lah, doain saya sehat terus ya pemirsah... biar bisa nge-blog terus dan bermanfaat buat sekitar.
Salam :)
Rabu, 12 Desember 2012
12 12 12
12 12 12 atau tepatnya tanggal 12 Desember 2012, yang sempat digembar-gemborkan sebagai the end of world, hari kiamat atau apalah karena penanggalan suku Maya yang berakhir di tanggal tersebut, ternyata terbukti keliru!!!
Hari ini lah 12 12 12 itu dan ternyata hari ini baik-baik saja. Cukup cerah malah. Satu kata untuk hari sebagus ini: Alhamdulillah. :)
Lalu adakah istimewanya hari ini barang sedikit saja untuk bisa saya tuliskan di blog saya tercinta ini?? :D
Hmmm... Sebenarnya hari 12 12 12 ini adalah hari yang 'sedikit' istimewa untuk saya. Karena dulu saya pernah berniat ingin mewujudkan salah satu keinginan saya di tanggal ini. Apalagi kalau bukan: menikah??
Tapi ternyata Allah berkehendak lain.
Lalu, sedihkah saya?? Hmmm... Percaya atau tidak, ternyata saya tidak sesedih yang saya bayangkan sebelumnya. Tadinya saya pikir saya bakalan sedih atau mungkin bakalan frustasi. Tapi Allah Maha Baik. Masih memelihara hati saya dengan teramat baik. Masih menanamkan pemahaman-pemahaman baik di pikiran saya. Masih menganugerahkan yang namanya 'positive thinking' kepada otak saya.
Saya yakin, impian saya yang belum terwujud di hari ini, di tanggal ini adalah karena memang saat ini bukan yang terbaik untuk saya.
Saya cukup bahagia hari ini untuk tidak merasa sedih. Saya bahagia karena Allah masih sangat sayang pada saya. Masih mengabulkan permintaan saya yang paling sering saya ucap: untuk tidak pernah meninggalkan saya kapanpun, entah pada saat saya paling bahagia atau pada saat saya berada dalam keadaan paling buruk dari hidup saya.
12 12 12 adalah hari ini dan impian itu belum terwujud hari ini. Tak apa. Keep positive thinking and do my best, moga Allah meridhoi. Saya yakin banyak doa untuk saya, yang kadang bikin mata saya gerimis begitu saya tau banyak yang mendoakan yang terbaik untuk saya (huaaa... nulis bagian ini aja udah pingin nangis rasanya T_T).
Hanya bisa mendoakan juga, semoga Allah membalas setiap doa dan kebaikan mereka dengan berjuta kebaikan pula. Aamin
Yuk, terus perbaiki diri. Karena yang jelas kiamat itu semakin mendekat. :)
Senin, 03 Desember 2012
Curcol tengah malam..
Bismillah,
Sekarang waktu hape saya menunjukkan jam 01.22 dini hari dan saya masih juga blm tertidur. Apa pasal? Emm, sbnrnya tdk ada mslh besar yg menyebabkan saya insomnia. Hanya saja, saya memang blm merasa mengantuk sekali, akhirnya skrg malah ntn film sambil iseng ngerajut. Nah sekarang malah ngeblog pake hape :-P
Teringat pembicaraan saya dgn penjaga penginapan tempat sy menginap. Pembicaraan singkat yg membuat sy berfikir lumayan panjang. Tidak biasanya dy menagih uang penginapan di atas pukul 8 malam. Bahkan malam kemarin dy tdk menagih sm sekali yg menyebabkn pemilik pnginapan nya langsung yg nagih ke sy. Dan mlm ini, kejadian deh dy nagihnya jam stengah 10an. Sayapun jd bertanya, knp br jam segitu dy nagihnya, dan kemarin dy kmana, koq ga keliatan?
Akhrnya pembicaraan pun brlanjut. Dy bilang kmrn dy pulang ke kmpungnya di Muara Teweh, Kalimantan Tengah krn ada urusan yg perlu diurus.
Bla bla bla.. Pembicaraan pun menjadi pembicaraan sana sini. Eh kemudian dy tiba2 curhat mengenai dirinya yg blm menikah s.d skrg sdgkn teman2 sebayanya di kampungnya sudah pada nikah. Sy pun penasaran dan jd ga sungkan utk nanya : emank umur kmu brp?
Yg dijawab dgn jawabn mengejutkan: 19 tahun!!! Gubrakk, muda amir, udh mikirin nikah. Saya otomatis kaget lah. Dan dy lbh kaget lg, ketika tau sy kaget. Haha.. Perspektif orang ternyata beda2!!!
Dy pun kmudian bls nanya umur sy, eh trnyata dy kget jg pas tau kalo sy udh 27. Dy pikir sy msh 25 kata nya. Hahay, brarti sy awet muda kali ya? *tiba2 pedenya kambuh :-P
Well, intinya, sy jd mikir aja. Dy yg cowok aja udh merasa ketuaan ga nikah2 di umurnya yg 19 tahun. Bagaimana dgn saya? Haduh..
Untungnya sy tdk tinggal di kampungnya dy, bisa2 tekanan batin juga jadinya. Hehe..
Namun walaupun begitu, sy tetap bersyukur dgn apa yg sy peroleh s.d hr ini. Saya merasa Allah sangat sayang pada sy. Sayanya aja yg msh blm bs mjd hambaNya yg baik. Untuk itu byk yg harus saya perbaiki. Tentang sikap bhkn sifat. Tentang pola pikir. Tentang kebiasaan. Tentang hati...
Keep positive thinking. Luruskan niat.
Sabar. And do the best. Moga Allah meridhoi. :-)
At last, mau nyontek kata2 seseorang yg akhir2 ini intens sekali nge-wa saya: CEMUNGUT!!!
^_^
@losmen mega, Satui kamar no 5 bangunan 3
Rabu, 14 November 2012
[Giveaway] Cerita Batikku
Tring tring, mau ikutan Giveaway (lagi) nih... Kali ini Giveaway nya datang dari Kamaratih Fashion Olshop, yang mau ikutan dan liat info jelas tentang lomba ini, bisa langsung ke TKPnya di sini.
Nah, berhubung lomba ini mensyaratkan pesertanya untuk bercerita tentang batik - entah itu mengenai sejarah batik, pengalaman pas pake batik, berbagai motif batik dst - maka kali ini saya mencoba menuliskan semua pengalaman saya terhadap batik.
![]() |
(Saya dan teman-teman kantor) Batik cantik gaya chibi :D |
Sebenarnya, 'sedikit pengalaman' tersebut, sudah pernah saya tulis sebelumnya di postingan saya yang dulu dengan judul: alergi batik. Dari judulnya, tentulah sudah bisa ditebak isi dari tulisan saya tersebut. Yupz, tulisan tersebut memang tentang saya yang alergi dengan beberapa kain batik, yang saya curigai sebenarnya saya alergi dengan bahan pewarnanya. Koq bisa tho?? Saya juga bingung pemirsah, tapi begitulah adanya. Namun terlepas dari alergi tersebut, saya masih sangat menyukai batik, buktinya saya selalu pakai batik tiap hari Jumat (padahal karena emang diwajibin sama kantor pakai batiknya, hehehe). Saya sering menyebutnya dengan Jumat Batik.
Jumat Batik, kebetulan pas ada tanding futsal dalam rangka HLN. Kita-kita malah narsis foto-foto, hahaha :)) |
![]() |
Jumat Batik, narsis depan mobil kantor, wkwkwk... |
Jumat Batik, kebetulan ada acara perpisahan Pak Gatot Dwi yang dirayakan dengan perlombaan bulutangkis. Saya memutuskan untuk jadi penonton saja :D |
Terlepas dari alerginya saya terhadap bahan pewarna tertentu, sungguh saya menyukai batik. Bagi saya batik menjadi semacam pakaian yang bisa dipakai untuk acara formal dan non formal.
Batik sendiri sudah melengkapi salah satu moment penting dalam hidup saya yaitu ketika saya Yudisium S1. Saya mengenakan kebaya dengan bawahan berbahan batik yang saya bikin di penjahit dengan uang saya sendiri. Waktu itu saya baru lulus kuliah, jadi uangnya adalah uang tabungan sisa beasiswa dari kantor bapak saya. Alhamdulillah bisa buat bikin kebaya untuk yudisium dan sekarang kebayanya masih ada di dalam lemari yang sayang sekali kebayanya sudah ga muat lagi untuk saya pakai, hihihi...
Saya yang ditengah, masih kuruuuussss :D |
Selain yudisium yang terhitung acara formal, ke kondangan pun hampir 80% saya hadiri dengan memakai batik. Berikut beberapa gambar saya pakai batik di resepsi teman dan acara lainnya yang sempat terabadikan lewat beberapa foto.
![]() |
Waktu walimahannya Arie TESAIGA |
![]() |
Waktu aqiqah Nabila (putri Ema TESAIGA) |
![]() |
Waktu walimahannya Nani Ariani TESAIGA |
Sedangkan untuk non formal alias untuk pakaian sehari-hari di rumah, ada beberapa helai daster milik saya bercorak batik, yang benar-benar jadi favorit saya karena adem luar biasa. Sebenarnya ada beberapa foto saya dengan daster-daster batik tersebut, tapi sebaiknya tidak usah dipublish, biar jadi koleksi pribadi saya saja ya. *tiba-tiba sok ngartis :pp
Saking sukanya dengan batik, kalau ada teman kantor yang pulang ke Jawa, selain nitip dibeliin makanan, saya juga biasanya minta dibawain baju batik. Beruntung AsMan saya yang dulu orangnya baik, jadi saya dibeliin baju batik. Hanya saja, sayangnya, beliau beliin batiknya yang lengan pendek, jadi terpaksa harus dimanset. Dan sekarang baju batik tersebut sudah tak muat lagi dengan saya, untungnya sempat saya foto, jadi masih ada kenang-kenangannya (benefit of being narsis wkwkwk) karena sekarang bajunya sudah saya hibahkan.
![]() |
Batik pemberian Pak Agus |
Pun ketika teman baik saya - Yayuk, jalan-jalan ke Jogja, alhamdulillah, saya dibeliin batik yang saya suka banget model dan warnanya.Thanks Yayuk... :)
![]() |
Batik dari Yayuk. Suka suka suka... ;) |
Hingga suatu ketika saya sendiri yang berkesempatan ke Solo dan Jogja, maka batik menjadi salah satu incaran saya. Di Solo saya hunting batiknya di PGS (Pusat Grosir Solo) yang jual semua tentang batik. Fiuhh.. rasanya pingin borong semuanya. Batiknya bagus-bagus tapi sayang alergi saya kembali kambuh, hikss. Tapi alergi tak menjadi penghalang saya untuk tetap berburu batik, di sela bersin-bersin saya tetap semangat borong batiknya. Akhirnya dapat batik bola untuk adik saya yang penggemar Juventus. Trus beliin beberapa daster batik cantik untuk kaka perempuan saya. Sedangkan untuk saya sendiri, saya beli celana batik (celana yasmin), yang sekarang jadi favorit saya juga.
Pas di Jogja, Beringharjo tentulah tempat yang tepat untuk berburu batik dan saya memperoleh sehelai gamis batik cantik untuk kaka ipar saya.
Oiya, mukena saya juga berbahan batik loh, hasil hunting di salah satu toko batik di kota saya.
Batik oh batik... Batik bahkan menjadi kenangan tersendiri bagi saya, karena waktu ultah 3 April lalu, saya dihadiahi baju batik oleh seseorang yang amat baik. Kadonya cantik, batik pula, sempurna lah pokoknya. Saking cantiknya tuh kado, sampai saya foto pake hape tepat ketika pertama kali kado tersebut saya buka. Emm, mana fotonya ya?? Bentar, tak ubek-ubek dulu hapenya. Untungnya masih tersimpan dengan baik fotonya. Nih dia nih fotonya:
![]() |
a beautiful gift ;) |
Batiknya cantik, pingin deh punya, secara saya belum punya batik warna ungu (kebanyakan punya warna hijau). Apalagi blousenya lengan panjang, jadi tak akan ribet dipakainya karena tidak harus pakai manset. Belum lagi modelnya yang semi kebaya, membuatnya tambah cantik dan cocok dipakai untuk ke acara formal semisal menghadiri undangan resepsi perkawinan, dsb. Mudah-mudahan saya beruntung bisa mendapatkan baju batik ini. Aamin.
Mari cintai budaya Indonesia dengan salah satunya mencintai Batik.

Selasa, 30 Oktober 2012
Lomba Menghias Cake dalam rangka HLN ke 67
12 Oktober 2012 kemarin saya ikut lomba menghias cake lagi. Loh? Bukannya kemarin udah ada lomba menghias cake juga?? Yupz, emang betul, tapi ini beda. Bedanya kalau kemarin itu lomba antar ibu-ibu, nah kalau sekarang lombanya berpasangan dengan bapak-bapak pegawai di kantor. Wah pasti seru donk ya...
Lomba pun diikuti oleh 5 peserta perempuan (di kantor kami cuma ada 6 perempuannya, minus 1 orang karena lagi dinas di lapangan). Yang priapun kemudian ditawarin, pada ga ada yang mau, katanya malu lah, ga bisa lah, dan bla bla bla... Tapi ada satu yang exciting banget pingin ikutan, wew, saya hampir ga percaya. Tiba-tiba yang lain juga bilang bersedia. Akhirnya lengkap sudah ada lima pria yang menyatakan bersedia meramaikan lomba. Cara pemasangan peserta pun dilakukan dengan cara diundi dengan hasil sebagai berikut:
Kelompok 1 : Ani dan Dwi
Kelompok 2 : Yayuk dan Andri
Kelompok 3 : Nora dan Anan
Kelompok 4 : Triana dan Eko
Kelompok 5 : Lidya dan Adhy
Lomba pun dimulai dengan alokasi waktu 1 jam. Ternyata para pria ini lumayan jago ngaduk-ngaduk butter cream. Bahkan untuk kelompok 1, malah prianya yang menghias kuenya, si perempuan malah yang ngaduk butter cream. Hihihi...
Ini nih penampakan keseruan waktu lomba kemarin :D
Suasana Menghias Kue |
Aksi kelompok 1 |
Aksi kelompok 2 |
Aksi kelompok 3 |
Aksi kelompok 4 |
Aksi kelompok 5 |
Setelah berkutat satu jam lebih (waktunya diperpanjang atas kesepakatan bersama :D). Akhirnya kelima kue pun berhasil dihias sempurna. Waw, pada cantik kuenya.. Ini dia penampakannya.
Cake kelompok 1 (juara III) |
Cake kelompok 2 |
Cake kelompok 3 (juara I) |
Cake kelompok 4 (juara II) |
Cake kelompok 5 |
Dan alhamdulillah, kemarin saya juara 1 lagi. Waaa.. senangnya.. Katanya sih hadiahnya bakalan dapat tupperware (s.d sekarang hadiahnya belum saya terima :D). Ini dia nih penampakan kue yang saya hias dari berbagai sisi.
Semoga PLN ke depannya semakin lebih baik lagi ya. Aamin... Semangattt!!! :)
Senin, 22 Oktober 2012
Tuli gara-gara tidak pakai kacamata
Lazimnya orang hanya akan mengalami gangguan untuk dapat melihat dengan jelas saat melepas kacamata. Namun bagi beberapa orang, dampak dari melepas kacamata tidak hanya dirasakan oleh mata tetapi juga mempengaruhi kemampuan telinga untuk mendengar.
Memang terdengar agak aneh jika ada orang mengatakan tidak bisa mendengar dengan baik dengan alasan sedang tidak menggunakan kacamata. Namun fenomena ini benar-benar dialami oleh sebagian orang, meski tidak diketahui pasti berapa jumlahnya karena memang tidak banyak penelitian yang mengungkapnya.
Prof. Lawrence Rosenblum, psikolog dari University of California di Los Angeles mengatakan fenomena yang disebut sebagai The McGurk Effect atau efek McGurk ini sebenarnya sangat masuk akal. Dalam menafsirkan sesuatu, otak selalu mengintegrasikan (menggabungkan) persepsi dari seluruh panca indra.
Tanpa disadari manusia punya kemampuan untuk mengetahui apa yang dikatakan lawan bicara hanya dari gerakan bibir meski tidak terdengar jelas suaranya. Bahkan, beberapa orang lebih mengandalkan kemampuan membaca bibir dibandingkan pendengaran dalam memahami ucapan lawan bicara.
Orang-orang dengan kemampuan unik seperti ini akan menghadapi masalah ketika indra penglihatannya mengalami gangguan, misalnya sudah mengalami rabun dan lupa membawa kacamata. Meski mendengar suaranya, kemampuan otaknya untuk menafsirkan suara tersebut tidak optimal karena tidak bisa melihat gerakan bibirnya.
Adanya koordinasi mata dan telinga dibuktikan sendiri oleh Prof. Rosenblum dalam penelitiannya yang dimuat di edisi terbaru jurnal Attention, Perception, and Psychophysics. Dikutip dari MSNBC. Ia melibatkan sejumlah relawan dengan mata dan telinga yang sehat serta belum pernah dilatih membaca gerak bibir.
Dalam eksperimen pertama, Prof. Rosenblum memutarkan video orang yang berbicara namun suaranya diganti dengan ucapan yang berbeda. Hasilnya, sebagian besar partisipan tetap bisa menduga dengan benar apa yang sesungguhnya diucapkan oleh orang-orang dalam video tersebut.
Eksperimen kedua juga melibatkan video yang memvisualisasikan seseorang sedang mengucapkan kata-kata namun tanpa mengeluarkan suara. Kemampuan otak mengkoordinasikan panca indra terbukti dengan banyaknya partisipan yang bisa menebak kata-kata yang diucapkan.
(sumber: Radar Banjarmasin edisi Senin, 10 September 2012)
***********
Artikel di atas sengaja saya ketik ulang karena saya merasa kalau artikel tersebut 'ngena' banget di saya. Yupz, percaya atau tidak, seperti itulah adanya, saya benar-benar merasakan sedikit tuli ketika tidak memakai kacamata minus saya.
Awalnya saya pikir cuma saya saja yang mengalami 'keanehan' ini. Tapi ternyata kakak-kakak dan adik-adik saya yg semuanya memang memakai kacamata, ternyata mengaku pendengarannya akan berkurang (juga) ketika tidak memakai kacamata minus - persis seperti yang saya rasa. Dan ternyata (lagi), teman kantor saya yang juga berkacamata minus mengatakan hal yang sama, bahwa ia tidak bisa mendengar dengan jelas apabila tidak memakai kacamata. Akhirnya saya merasa tidak 'sendiri' hehe.. Dan saya jadi memiliki sedikit kebiasaan. Saya jadi sering menanyakan kepada orang-orang berkacamata minus yang saya kenal, apakah mereka juga akan menjadi tuli ketika tidak mengenakan kacamata minus mereka. Ternyata tidak semua orang seperti saya (tuli ketika tidak memakai kacamata). Bahkan ada teman saya yang minusnya minus 3, tapi berani bawa motor tanpa memakai kacamata. Ckck, sesuatu yg menurut saya luar biasa.
Dan tulisan artikel di atas menjadi pembenaran atau pembuktian bagi saya bahwa apa yang saya rasa selama ini memang benar adanya. Bahkan berkat artikel di atas, sekarang saya jadi mengetahui nama 'keanehan' (selama ini saya menyebutnya demikian) yang saya rasa - The McGurk Effect. Juga sedikit menjawab pertanyaan, kenapa apabila kacamata minus saya dilepas, pendengaran saya menjadi terganggu. Ternyata karena adanya kerja otak yang menggabungkan informasi dari beberapa alat panca indra untuk menafsirkan sesuatu. Tepatnya, adanya hal membaca gerakan bibir dalam menangkap sesuatu yg disampaikan oleh orang lain. Padahal, rasa-rasanya, setiap berkomunikasi dengan orang lain saya (merasa) tidak selalu memperhatikan gerakan bibir mereka. Tapi, sekali lagi, tanpa kacamata minus saya, selain ga bisa melihat secara normal, saya memang menjadi (sedikit) tuli.
Well, adakah di antara anda yang merasakan hal sama dengan saya? Ternyata hal tersebut wajar adanya, tidak seaneh yg saya pikir sebelumnya. Bersyukur banget, walaupun minus sekian (lupa minus berapa, lama ga periksa mata :-D, yg jelas diatas 2, dibawah 3), saya masih bisa menikmati indah dunia, meski emang ga bisa kemana-mana tanpa kacamata. Serasa ada yg kurang tanpa kacamata, hingga kadang-kadang tidurpun pakai kacamata, hehe.
Satui, room no.4, 22102012
Rabu, 10 Oktober 2012
akhirnya gagal donor (lagi)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka memperingati HLN yang jatuh pada tanggal 27 Okt mendatang, kali ini kantor wilayah kembali mengadakan kegiatan sosial berupa donor darah. Dan barusan, saya memutuskan ikutan kegiatan itu (lagi) setelah tahun kemarin saya gagal donor darah karena ditolak pihak paramedis mengingat berat badan saya yang tidak mencukupi pada waktu itu (masih di bawah 50 kg :D).
Hari ini dengan membulatkan tekad saya berangkat ke tempat pendonoran. Setelah mengisi biodata, sayapun mulai ditimbang berat badannya, alhamdulillah dari segi BB saya udah memenuhi kategori. BB saya sekarang adalah.... Emmm kasih tau ga ya?? hehehe. BB saya 54 pemirsa :D.
Setelah BB udah oke, sayapun mulai ditensi untuk mengetahui tekanan darah saya, dan alhamdulillah tekanan darah saya normal (lupa angka persisnya :D).
Kemudian saya pun memasuki ruang pengambilan darah. Yang ngambil darahnya seorang petugas perempuan. Mula-mula dia nyuruh saya menyingsingkan lengan baju. Ga bisa dipungkiri, saya agak gugup sedikit, mengingat ini pengalaman pertama saya mendonorkan darah. Dulu-dulu sih pernah aja ditusuk jarum gede untuk diambil darah, 1 botol kecil, untuk keperluan test darah waktu test kesehatan di salah satu perusahaan BUMN. Nah, kalau sekarang, jarumnya sih sama aja, dan untuk masalah jarum, insyaAllah saya ga da phobia. Hanya saja saya agak kepikiran sedikit dengan sedikit tulisan yang saya baca sebelumnya di lembar persetujuan pendonor. Disitu dituliskan efek samping setelah mendonor, salah satunya adalah kemungkinan bisa pingsan. Walah, agak gugup juga jadinya. Walaupun saya ga pernah pingsan dengan sebab apapun, tapi ya kepikiran aja jadinya. Dan entah karena hal tersebut atau karena hal lainnya, ternyata darah saya ga keluar setelah si jarum sukses ditusukkan di lengan kanan saya.
Si petugas mayan bingung juga, akhirnya memutuskan untuk mencabut jarumnya, huiii mantabbb :D. Setelah jarum dicabut, darah malah keluar, langsung ditahan dengan sehelai kapas dan saya disuruh untuk menekuk lengan saya agar membantu menghentikan darah yang keluar.
Kemudian si petugas pindah ke lengan kiri saya yang tentu saja atas persetujuan saya. Setelah raba-raba lengan saya sekian lama untuk menemukan vena yang dimaksud, akhirnya jarum pun ditusukkan dan si darah emang teteup ga mau keluar. Hahay.. Dan jarum pun kembali dicabut. Wew, kurang mantab apa coba?? :p
Setelahnya saya disuruh nyantai dulu. Saya sih nyantai aja memang. Tapi kemudian datang petugas yang lebih senior yang liat kalau udah ada 2 tusukan di lengan saya tanpa ada sekantung darahpun diperoleh. Akhirnya beliau memutuskan untuk tidak mengijinkan saya jadi pendonor. Saya sih sebenarnya masih ingin mendonor tapi kalau yang berwenang dan berkompeten saja tidak mengijinkan, sebaiknya saya menurut saja. Dan akhirnya saya pun gagal menjadi pendonor (lagi). Hikss moga lain kali saya bisa menyumbangkan darah saya. Doain ya pemirsah...
Oiya, tadi ada doorprize nya gitu. Dan saya dapat lampu philips 18 watt, alhamdulillah lumayan :D (padahal sih pinginnya dapat handuk, hehehe)
Well, masih pingin ikutan kegiatan yang lain dalam rangka HLN lagi. Next, mau ikut lomba foto. Doain ya moga menang... Ntr akan ada laporannya lagi, hihihi :D
![]() |
edited using instagram |
Jumat, 05 Oktober 2012
Lomba menghias cake dalam rangka HLN ke 67
Kemarin, arisan PI di kantor saya kembali diadakan setelah 3 bulan vakum. Hmm.. lama banget ya vakumnya? Mpe numpuk tuh arisan ga dikocok-kocok, hehehe. Langsung keluar sembilan nama untuk arisan besar dan enam nama untuk arisan kecil. Waaa.. bakalan besar nih kesempatan dapat arisannya. Dan alhamdulillah saya dapat arisan yang kecil. Pas banget pas lagi memang ada keperluan, sipp lah pokoknya :)
Dan agenda arisan kemarin, selain arisan bulanan, adalah perlombaan menghias cake dalam rangka menyambut HLN (Hari Listrik Nasional) ke 67 yang jatuh pada tanggal 27 Oktober mendatang. Ide lomba menghias cake ini, langsung datang dari ibu Manajer. Tadinya, mau semua anggota dilibatkan dalam lomba ini, toh jumlah anggota PI kami sedikit, tapi ternyata ibu-ibunya pada sungkan untuk ikutan, katanya sih pada ga bisa menghias kue. Weeww.. Padahal buat rame-rame, ga musti expert kali ya :D. Akhirnya hanya ada 8 orang yang bersedia ikutan yang dibagi dalam 4 kelompok. Satu kelompok terdiri dua orang yang ditentukan dengan cara diundi. Dan keempat tim tersebut adalah:
Kelompok 1 : Yayuk dan Ani
Kelompok 2 : Bu Gazali dan Lidya
Kelompok 3 : Bu Husni dan Nora (saya)
Kelompok 4 : Bu Anto dan Triana
Inilah penampakan ke-empat kue sebelum dihias :). Ada 2 kue lapis surabaya dan 2 kue blackforest. Kelompok saya kebagian yang yang lapis surabaya. Jadi memperoleh sedikit keuntungan, karena lapis surabaya, cakenya lebih tinggi, jadi lebih cantik aja buat dihias sepertinya :D
Dan ini perlengkapan buat menghiasnya,
Lomba pun dimulai sekitar pukul 3 kurang dengan alokasi waktu untuk menghias kue adalah selama 1 jam. Sayapun mulai membagi tugas dengan Bu Husni. Bu Husni mulai memotong pinggiran kue agar butter cream nya bisa melekat dengan sempurna di kue, biar lebih rapi. Sedangkan saya sibuk memberi warna pada butter cream. Warna yang saya pilih adalah kuning, merah, oranye, dan hijau. Sebenarnya kami masih bingung dengan konsep kue kami, mau dihias bagaimana. Akhirnya kami membiarkan imajinasi kami berjalan seiring waktu saja, hehehe. Ternyata bu Husni pandai mengolesi butter cream hingga terlihat rapi, cuman agak ketebalan aja sih kalau menurut saya, yang berakibat butter cream kami jadi tinggal dikit untuk menghiasnya. Akhirnya kami memutuskan untuk memberikan taburan trimit di samping kuenya biar kuenya terlihat meriah.
Untuk hiasan dipinggiran kue, saya menyemprotkan butter cream berwarna oranye yang di atasnya diberikan butiran choco chips. Jadi, saya yang nyemprot butter cream, bu Husni yang naruh choco chipsnya. Intinya kerja sama kita oke lah ;). Kemudian saya tambahkan juga warna hijaunya. Untuk bagian atas kue yang masih kosong, saya taruh selai jelly berwarna merah menyala untuk membentuk lambang PLN. Tak lupa kami bentuk angka 67 dari choco chipsnya. Pokoknya mayan lah untuk pemula. Lumayan rapih. Kalau dari segi kreatifitas emang masih jauh dari oke kayaknya, hehehe.
Tak terasa sudah 1 jam berlalu, waktu untuk menghias cake berakhir. Cake pun harus segara dikumpulkan untuk dinilai.
Saya dan bu Husni sih pede aja, minimal juara dua lah pikir saya (ini mah bukan 'pede aja' kali ya, tapi 'pede banget', wkwkwk). Setelah penjurian dilakukan, pengumuman pun dilakukan dan alhamdulillah saya dan bu Husni berhasil jadi juara 1, huaaa senangnyaaa :)
Ini dia penampakan kue yang kami hias (kue juara #1)
Kue juara #2 (made by Yayuk dan Ani)
Kue juara #3 (made by Bu Anto dan Triana)
Kue juara #4 (made by Bu Gazali dan Lidya)
Hadiahpun diterima, yang ternyata isinya piring cantik, wah cocok banget buat makan sphagetti nih nanti... :)
Sayapun tidak melewatkan kesempatan untuk bernarsis ria dengan kue yang merupakan pengalaman pertama saya dalam menghias kue. Jadi ketagihan euy pingin menghias lagi, seru sih soalnya :D
Kuepun akhirnya dipotong oleh Bu Husni untuk dibagikan sama teman-teman di kantor,
Semua pada senang dan lahap makannya. Langsung ludes kuenya, hihihi....
Moga PLN ke depannya menjadi semakin lebih baik ya.
Amin!!!
Semangatttt :)
Kamis, 13 September 2012
paket yang indah
Alhamdulillah, dalam seminggu ini saya dapat dua paket yang dua-duanya menyenangkan saya. :)
Paket yang pertama adalah paket hadiah dari Poyeng. Beberapa waktu yang lalu saya ikutan GA nya Poyeng dan alhamdulillah menjadi salah satu dari dua pemenang yang beruntung. Hadiah yang dijanjikan pun (1 buah buku knitting) akhirnya menjadi milik saya. Sebelum dibuka, saya sempetin foto dulu nih paketnya :D
Dan ini dia nih buku knittingnya,
Tenkiyuuu berat ya mbk Ajeng selaku yang ngadain GA ini :)
*******************************
Paket yang kedua datang dari kota yang sama dengan paket pertama, yaitu Jogjakarta. Tapi paket yang ini datang dari Yuna. Yuna adalah teman baiknya teman saya (Yayuk). Dan saya mengenal Yuna lewat tulisan-tulisannya di blog Yuna. Blognya cantik, bahkan yang ngajarin saya utak-atik Blogspot ini ya si mbk Yuna ini. :)
Setelah kemarin sempat kopdar dengan Yuna waktu saya backpacker-an ke Malang-Solo-Jogja, rupanya Yuna ingin memberikan sebuah 'kenang-kenangan' untuk saya dan Yayuk. Jauh-jauh hari Yuna sudah mengatakan niatannya tersebut. Kamipun (saya dan Yayuk) mulai menebak-nebak, kira-kira Yuna ngasih apaan ya?? Secara Yuna itu kreatif dan Jogja sangat terkenal dengan benda-benda dan makanan uniknya. Yayuk nebaknya, kalau Yuna bakalan ngasih coklat Monggo, itu loh coklat yang katanya sih uenak banget yang jualannya cuma di Jogja sana. Tapi saya cenderung menebak kalau Yuna bakalan ngasih sesuatu yang merupakan hasil karya tangan Yuna sendiri. Yayuk pun mulai mengalihkan tebakannya dengan menebak, kalau Yuna bakalan ngasih baju daster bikinan Yuna sendiri karena menurut Yayuk, Yuna itu lagi geto-getolnya belajar menjahit. Eh, saya iseng aja nebak, jangan-jangan Yuna ngasih lukisan karena Yuna ini emank jago melukis. Lukisannya bagus, orisinil gitu deh. Dulu aja Yuna kan pernah melukis saya, Yayuk, Yuna, Awir dan Raminten di blog nya waktu dia menuliskan kisah pertemuan kopdar kami kemarin. Gambar tersebut sampai saya simpan di laptop saya. Ini loh gambarnya...
Daannnn barusan paket dari Yuna akhirnya nyampe di genggaman kami. Penasaran banget liat paketnya yang dibungkus rapi banget sama Yuna.
Setelah membuka paket dengan sedikit tergesa-gesa karena penasaran maka eng ing eeeeengggg, ternyata tebakan saya sedikit benar euy...
Hadiah dari Yuna sungguh sangat cantik. Yuna memberikan kami masing-masing sebuah jam meja yang ternyata dibuat dari lukisan tangan Yuna. Dan lukisan tersebut tak lain dan tak bukan adalah lukisan waktu kami kopdar dulu. Huaaa senangnya.... Makasih ya Yun..
Saya dan Yayuk pun langsung bernarsis ria dengan jam baru yang cantik itu.. Langsung foto-foto di kantor. Mumpung kantornya sepi. Hehehe..
Sekali lagi, ucapan terima kasih yang tak terhingga saya haturkan untuk mbk Ajeng atas hadiah buku knittingnya, insyaAllah manfaat.
Juga untuk Yuna, atas hadiah jam cantiknya, insyaAllah manfaat dan tentu saja menjadi kenangan tersendiri buatku.. Moga Yuna selalu sehat begitu juga dengan baby Z yang masih dalam peyut. Amin ;)
Selasa, 28 Agustus 2012
Reunian di PastaGio Banjarbaru
Malam tadi saya akhirnya menjejakkan kaki di tempat bernama PastaGio. Tapi PastaGio yang ini bukan yang di Jogjakarta, melainkan cabangnya yang ada di kota saya Banjarbaru. Selain untuk berwisata kuliner, kedatangan saya di PastaGio juga untuk reunian dengan beberapa teman saya yang kebetulan lagi mudik dari Jogja. Sudah lama banget ga ketemu sama Wietha, mungkin udah ada 10 tahunan kali ya, hee.. Dan Wietha teteup aja cantik kayak dulu, ga banyak berubah lah, kecuali rambutnya yang sekarang panjang (dulu Wietha tuh paling panjang rambutnya ya cuman sebahu :D).
Siangnya sebelum saya ke PastaGio, saya menyempatkan googling mengenai si PastaGio ini. Ternyata PastaGio ini lumayan terkenal di Jogja sana, katanya sih makanannya yang serba pasta pada maknyus semua. Belum lagi dessert nya... Huaaa.. Saya jadi tambah ngiler dan merasa wajib untuk bisa berkunjung ke PastaGio ini.
Alhamdulliah malam tadi kita semua bisa ngumpul sesuai rencana. Ada Rina, ada Awier, ada Wietha, dan tentu juga ada saya. Kurang lebih jam setengah delapan kita sudah nyampe di PastaGio. Oiya, PastaGio di Banjarbaru ini berada di Jl. Karang Anyar Balitan. Kalau dari komplek Amaco pas ketemu pertigaan, ambil yang ke arah Balitan, lurus aja, ntar ada isi ulang air minum 86 di sebelah kanan, nah di samping si isi ulang air itu ada jalan, masuk aja, lurus mpe mentok, ntar keliatan deh si PastaGio ini di sebelah kanan. Agak terselubung gitu tempatnya kalau menurut saya, hehehe.. mengingat beberapa tempat makan yang lumayan terkenal di kota saya biasanya berlokasi di Jalan besar semisal di Jl. A. Yani atau di Jl. Panglima Batur. Jadi merasa sedikit aneh aja ketika menemukan kenyataan kalau di Balitan sanalah ternyata di PastaGio berada.
Nah, mengenai tempat si PastaGio, tempatnya itu bagus banget.. Nuansa Jawa Bali gitu deh, enak buat nongkrong. Pertama masuk ke gerbangnya, akan ada sebuah bangunan kayak rumah Jawa dengan halaman yang mengelilinginya dijadikan tempat makan lengkap dengan beberapa kursi dan meja plus lampu kecil yang menggantung di sana-sini. Pas masuk ke gerbang itu, kami disambut oleh salah satu pegawai PastaGio yang ramah banget menyapa: "Malam... Butuh tempat untuk berapa orang? Mau di dalam atau di luar?" Kamipun sempat galau, di luar atau di dalam ya?? Lalu kami memutuskan untuk mengambil tempat di dalam saja, soalnya mikir kalau di luar mungkin banyak nyamuknya dan agak gelap juga, pasti susah buat foto-foto (hihihi... pikirannya udah mulai pingin narsis aja :p). Setelah berada di dalam, kami lumayan salut lah sama tempatnya si PastaGio ini. Konsepnya bagus, bener-bener ga setengah-setengah, oke lah pokoknya.
Setelah mengagumi tempatnya, kamipun mulai pesan makanan. Pelayannya ramah banget menjelaskan menu yang memang agak aneh (bagi saya). Tapi, karena sebelumnya saya udah googling, jadinya saya udah tau persis apa yang pingin saya icip. Kalau fettucine, makaroni, dan sphagetti saya kan udah pernah makan, makanya tanpa pikir panjang sayapun memesan Lasagna (tiba-tiba ingat Garfield, hehehe). Untuk minumannya saya pesan squash lime, lagi pingin yang asam-asam buat tenggorokan yang emang lagi kurang fit :D. Dan kamipun sepakat untuk memesan menu yang berbeda-beda biar bisa saling icip. Si Awier pesan Fettucine Carbonara + lemon tea anget. Wietha pesan Fettucine ala chef Gio + Banana Yoghurt. Rina pesan Chicken Gordon Bleu + Italian Iced Tea. Setelah menunggu agak lama makanan pun mulai datang satu persatu.
Yang pertama datang adalah Fettucine ala chef Gio punyanya Wietha,
Saya numpang icip dan rasanya enak sih.. lumayan lah. Kata Wietha, malah lebih enak dari PastaGio yang di Jogja. Nah lo... hehehe. Saya jadi ga sabar nunggu lasagna saya. Eh malah yang datang kedua Fettucine Carbonara nya Awier.
Saya ga ikut icip, mungkin karena udah tau rasa carbonara jadi ga excited aja buat icip. Padahal setelah dipikir-pikir, seharusnya saya icip aja, kan ini Carbonara nya si PastaGio, kali aja rasanya beda. Dan akhirnya sayapun menyesal :D
Naa.. kedatangan yang ketiga ternyata adalah pesanan saya, si Lasagna Verde
Kalo liat dari penampilannya, agak kecewa sedikit sih. Saya pikir lapisan lasagna itu bakalan ga setebal lapisan lasagna yg kemarin saya dapat. Dan dari segi rasa.. emm.. saya belum bisa bilang maknyus ^^V
Nah, yang terakhir, adalah pesanan si Rina yang datangnya emang agak lamaan. Kata pelayannya sih karena masaknya emank lama, huhuhu.. tau gitu kan, pesannya pasta aja biar cepet. Tapi yaudahlah, toh udah kejadian. Dan ini lah dia Chicken Gordon Bleu.
Dan rasa si Gordon Bleu disini aneh banget. Kata Rina sih rasa balsem. Pas saya icip, saya pikir rasa sausnya seperti jamu, hihihi.. Seperti ada rempah aneh yang memang rasanya aneh banget di lidah saya. Untungnya ada si kentang goreng yang lumayan membantu rasanya (tapi Rina tetap aja ga habis makannya, hehehe). Padahal saya udah pernah icip menu yang sama di RM yang berbeda, tapi di RM satunya itu, rasa masakan ini enak banget, jadi ga ngerti kenapa Gordon Bleu di PastaGio koq gitu rasanya :D
Untuk minuman sendiri, punya saya maknyuss banget dah.. segerr. Yang aneh itu minuman Rina (hihihi, kasian banget si Rina, udah makanannya aneh, minumannya juga aneh :D). Italian Iced Tea. Seperti yang sudah dijelaskan oleh pelayannya bahwa Italian Iced Tea itu adalah es teh yang ditambah dengan koktail buah kalengan. Kalau dibayangin rasanya, kayaknya masih oke lah, tapi yang bikin 'mikir' itu pas liat gelasnya yang berbentuk teko mini. Hihihi.. berasa aneh aja jadinya.
Oiya, saya juga mau bahas soal dessert walaupun saya ga pesan dessertnya. Kemarin itu ada dua dessert yang tertulis di menu yaitu Chocolate Mouse dan American Cake Chocolate. Saya kan udah googling sebelumnya jadi udah tau dan udah liat gambarnya juga di FBnya si PastaGio. Tapi karena di FB tersebut menyebutkan bahan-bahan yang salah satunya adalah rhum, sayapun enggan memesan menu dessert tersebut, walaupun rasanya pinginnnn banget icip karena terlihat sangat sangat menggiurkan. Eh, si pelayan bilang ada lagi satu menu dessert baru yang belum tercantum di menu dan menu tersebut bisa dibilang ready to order. Saya lupa namanya apa. Tapi pas saya tanya, pake rhum juga ga mas? Dan si mas mengangguk, sayapun urung memesan dessert tersebut. Hmmm..
Setelah semua menu lengkap, kamipun menikmati sajian sambil asyik bercerita tentang teman-teman. Saling bertukar kabar dan cerita karena lama ga ketemu. Huaa.. pokoknya seru. Oiya, ternyata di setiap meja di PastaGio ini disediakan satu pak kartu remi. Buat main kartu gitu lah pelengkap nongkrong, hee. Lucu juga nih idenya.
Tapi kami ga main, soalnya sibuk cerita dan sibuk foto-foto juga. Hihihi.. Inilah bukti kenarsisan kami.
Sebelum pulang pun, kami sempat-sempatnya foto di depan. Habis tempatnya bagus sih, sayang aja kalau ga dipakai buat foto-foto (alesan.. :p).
Satu yang belum saya bahas, tentang harga makanan dan minuman di sini. Intinya lumayan terjangkau lah. Kemarin waktu di total, kami berempat menghabiskan Rp. 140.000,-
Dan satu kekurangan dari tempat ini yang sempat saya notice, yaitu masalah piring. Piring untuk menyajikan pasta ini agak kurang cocok kalau menurut saya. Kurang cantik gitu deh. Selebihnya sih it's ok.
Reunian malam tadi moga bisa terulang lagi suatu saat nanti. Miss u friend. Ntar saling tuker cerita lagi ya. ;)