Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 November 2012

[Giveaway] Cerita Batikku

Bismillah,

Tring tring, mau ikutan Giveaway (lagi) nih... Kali ini Giveaway nya datang dari Kamaratih Fashion Olshop, yang mau ikutan dan liat info jelas tentang lomba ini, bisa langsung ke TKPnya di sini.

Nah, berhubung lomba ini mensyaratkan pesertanya untuk bercerita tentang batik - entah itu mengenai sejarah batik, pengalaman pas pake batik, berbagai motif batik dst - maka kali ini saya mencoba menuliskan semua pengalaman saya terhadap batik.

(Saya dan teman-teman kantor) Batik cantik gaya chibi :D

Sebenarnya, 'sedikit pengalaman' tersebut, sudah pernah saya tulis sebelumnya di postingan saya yang dulu dengan judul: alergi batik. Dari judulnya, tentulah sudah bisa ditebak isi dari tulisan saya tersebut. Yupz, tulisan tersebut memang tentang saya yang alergi dengan beberapa kain batik, yang saya curigai sebenarnya saya alergi dengan bahan pewarnanya. Koq bisa tho?? Saya juga bingung pemirsah, tapi begitulah adanya. Namun terlepas dari alergi tersebut, saya masih sangat menyukai batik, buktinya saya selalu pakai batik tiap hari Jumat (padahal karena emang diwajibin sama kantor pakai batiknya, hehehe). Saya sering menyebutnya dengan Jumat Batik.

Jumat Batik, kebetulan pas ada tanding futsal dalam rangka HLN. Kita-kita malah narsis foto-foto, hahaha :))

Jumat Batik, narsis depan mobil kantor, wkwkwk...

Jumat Batik, kebetulan ada acara perpisahan Pak Gatot Dwi yang dirayakan dengan perlombaan bulutangkis. Saya memutuskan untuk jadi penonton saja :D

Terlepas dari alerginya saya terhadap bahan pewarna tertentu, sungguh saya menyukai batik. Bagi saya batik menjadi semacam pakaian yang bisa dipakai untuk acara formal dan non formal.

Batik sendiri sudah melengkapi salah satu moment penting dalam hidup saya yaitu ketika saya Yudisium S1. Saya mengenakan kebaya dengan bawahan berbahan batik yang saya bikin di penjahit dengan uang saya sendiri. Waktu itu saya baru lulus kuliah, jadi uangnya adalah uang tabungan sisa beasiswa dari kantor bapak saya. Alhamdulillah bisa buat bikin kebaya untuk yudisium dan sekarang kebayanya masih ada di dalam lemari yang sayang sekali kebayanya sudah ga muat lagi untuk saya pakai, hihihi...

Saya yang ditengah, masih kuruuuussss :D

Selain yudisium yang terhitung acara formal, ke kondangan pun hampir 80% saya hadiri dengan memakai batik. Berikut beberapa gambar saya pakai batik di resepsi teman dan acara lainnya yang sempat terabadikan lewat beberapa foto.

Waktu walimahannya Arie TESAIGA

Waktu aqiqah Nabila (putri Ema TESAIGA)

Waktu walimahannya Nani Ariani TESAIGA

Sedangkan untuk non formal alias untuk pakaian sehari-hari di rumah, ada beberapa helai daster milik saya bercorak batik, yang benar-benar jadi favorit saya karena adem luar biasa. Sebenarnya ada beberapa foto saya dengan daster-daster batik tersebut, tapi sebaiknya tidak usah dipublish, biar jadi koleksi pribadi saya saja ya. *tiba-tiba sok ngartis :pp

Saking sukanya dengan batik, kalau ada teman kantor yang pulang ke Jawa, selain nitip dibeliin makanan, saya juga biasanya minta dibawain baju batik. Beruntung AsMan saya yang dulu orangnya baik, jadi saya dibeliin baju batik. Hanya saja, sayangnya, beliau beliin batiknya yang lengan pendek, jadi terpaksa harus dimanset. Dan sekarang baju batik tersebut sudah tak muat lagi dengan saya, untungnya sempat saya foto, jadi masih ada kenang-kenangannya (benefit of being narsis wkwkwk) karena sekarang bajunya sudah saya hibahkan.

Batik pemberian Pak Agus

Pun ketika teman baik saya - Yayuk, jalan-jalan ke Jogja, alhamdulillah, saya dibeliin batik yang saya suka banget model dan warnanya.Thanks Yayuk... :)

Batik dari Yayuk. Suka suka suka... ;)

Hingga suatu ketika saya sendiri yang berkesempatan ke Solo dan Jogja, maka batik menjadi salah satu  incaran saya. Di Solo saya hunting batiknya di PGS (Pusat Grosir Solo) yang jual semua tentang batik. Fiuhh.. rasanya pingin borong semuanya. Batiknya bagus-bagus tapi sayang alergi saya kembali kambuh, hikss. Tapi alergi tak menjadi penghalang saya untuk tetap berburu batik, di sela bersin-bersin saya tetap semangat borong batiknya. Akhirnya dapat batik bola untuk adik saya yang penggemar Juventus. Trus beliin beberapa daster batik cantik untuk kaka perempuan saya. Sedangkan untuk saya sendiri, saya beli celana batik (celana yasmin), yang sekarang jadi favorit saya juga.
Pas di Jogja, Beringharjo tentulah tempat yang tepat untuk berburu batik dan saya memperoleh sehelai gamis batik cantik untuk kaka ipar saya.

Oiya, mukena saya juga berbahan batik loh, hasil hunting di salah satu toko batik di kota saya.

Batik oh batik... Batik bahkan menjadi kenangan tersendiri bagi saya, karena waktu ultah 3 April lalu, saya dihadiahi baju batik oleh seseorang yang amat baik. Kadonya cantik, batik pula, sempurna lah pokoknya. Saking cantiknya tuh kado, sampai saya foto pake hape tepat ketika pertama kali kado tersebut saya buka. Emm, mana fotonya ya?? Bentar, tak ubek-ubek dulu hapenya. Untungnya masih tersimpan dengan baik fotonya. Nih dia nih fotonya:


a beautiful gift ;)
Well, kayaknya cukup dulu cerita saya tentang batik dan tiba saatnya saya untuk me-review salah satu produk dari Kamaratih. Produk yang saya pilih adalah Blouse Batik Wanita Lengan Panjang berwarna ungu (BLP-099).

Batiknya cantik, pingin deh punya, secara saya belum punya batik warna ungu (kebanyakan punya warna hijau). Apalagi blousenya lengan panjang, jadi tak akan ribet dipakainya karena tidak harus pakai manset. Belum lagi modelnya yang semi kebaya, membuatnya tambah cantik dan cocok dipakai untuk ke acara formal semisal menghadiri undangan resepsi perkawinan, dsb. Mudah-mudahan saya beruntung bisa mendapatkan baju batik ini. Aamin.

Mari cintai budaya Indonesia dengan salah satunya mencintai Batik.

”Kamaratih

Kamis, 30 Agustus 2012

[lomba giveaway] cerita klappertaartku

Bismillah,

Semua episode memasak bagi saya selalu meninggalkan kesan dan cerita tersendiri buat saya. Soalnya saya bisa dibilang jarang masak sih, padahal saya sukaaa sekali masak. Suka pada prosesnya dari berburu bahan-bahan sampai dengan mengolahnya menjadi makanan yang bisa dinikmati oleh orang-orang tercinta. Seperti ada kepuasan tersendiri melihat makanan tersebut sukses tersaji dengan penampilan dan rasa yang diusahakan se-aduhai mungkin.

Salah satu cerita masak yang meninggalkan kesan yang mendalam buat saya adalah ketika memasak klappertaart. Soalnya pada awal nyoba saya sempat gagal masaknya, padahal sudah susah payah nyari bahan-bahannya. Tapi saya ga pantang menyerah, mencoba lagi di kali kedua dengan persiapan dan resep yang lebih baik :D



Oiya, pernah dengar tentang Klappertaart ga?? Itu loh, kue khas dari Manado, berbahan dasar kelapa muda yang rasanya aduhai uenaaakk bangetttt. Manis-manis gimana gituu, dengan aroma kayu manis dan irisan daging kelapa muda serta taburan kismis menambah sempurna rasa kue ini, pokoknya bikin nagih dan bikin pingin nyendokin si klappertaart terus, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulut, huhuhu.. yummmyyy...

Karena di Banjarbaru ga ada yang jual klappertaart, maka saya dan teman dikantor (Yayuk) sepakat untuk mencoba membuatnya sendiri, tentu saja berbekal resep yang didapat dari internet. Dan untuk membuat klappertaart ini, alat yang paling penting adalah oven dan mixer. Karena kami ga punya dua alat ini, akhirnya kamipun meminjam sana-sini dan syukurnya ada aja yang mau minjemin, hehehe. Alhamdullillah, sekarang saya udah punya kedua alat tersebut, jadi ga perlu pinjam-pinjam lagi kalau mau masak klappertaart.

Setelah alat sudah siap dan resep udah ada di tangan, maka kamipun mulai mencari bahan-bahan yang dimaksud dalam resep. Karena bahan dasarnya kelapa muda, maka sasaran kamipun warung-warung penjual minuman es kelapa muda, karena kalau mau nyari di pasar, kayaknya agak susah deh. Akhirnya dapat di daerah Mentaos. Dan malam itu, kamipun langsung mulai praktek membuat klappertaart untuk pertama kalinya. Dan hasilnya?? ga sukses!!! Tapi ga bisa juga dibilang gatot alias gagal total juga, karena dari segi rasa, klappertaart perdana kami ini lumayan lah, hanya saja jadinya sangat lembek dan ga ada toppingnya gitu, padahal perasaan saya waktu makan klappertaart bikinan toko, ada toppingnya, dan yang paling saya suka dari sebuah klappertaart ya toppingnya itu. Jadi mikir, kayaknya ada yang salah sama resep yang satu itu.

Lalu kami beralih, membuat rainbow cake. Itu loh, cake yang sekarang jadi populer banget, warna-warni kayak pelangi. Dan untuk off the record saja yah, ternyata rainbow cake kami juga gagal alias bantat, wkwkwkwk. Jadi, cerita si rainbow cake ini kita skip aja ya dan mungkin akan kembali saya tulis kalau saya memang nyoba lagi dan tentu saja kalau saya sukses buat bikinnya :D.

Kembali ke si klappertaart, karena merasa ada kesalahan di resep sebelumnya, maka sayapun memutuskan untuk googling lagi dan bertemu dengan website punya mbk Ferona, yaitu CakeFever.com. Resepnya lebih jelas dan dengan hanya membaca resepnya saja, rasanya air liur saya udah pingin netes. Hihihi... Eittss.. tapi ditahan dulu, karena hari sudah malam dan kelapa muda juga udah habis, jadi nunggu besok paginya untuk bisa mengeksekusi resep Klappertaart dari mbk Ferona.


Besoknya, setelah berburu kelapa muda lagi (kali ini sempat keliling-keliling dulu karena yang jual es kelapa muda belum pada buka kalau pagi. Dan akhirnya nemu kelapa mudanya di Jl. Panglima Batur Timur), kamipun langsung praktek lagi. Oiya, bagi yang mau nyoba juga, langsung aja ke  CakeFever.com. Resepnya jelas banget jadi enak buat diikutin ;)


Setelah kami coba, ternyata kami berhasil!! Huaaa, senangnya... terharu jugaa.. :D
Kami mencetak klappertaart ini dalam wadah yang kecil dan ada juga wadah yang lumayan besar (diameter 15 cm).
Mau liat tampilan Klappertaart Wilton perdana buatan kami?? Ini dia nih... :)









Cantik kaannn?? Rasanya juga ga kalah sama penampilannya loh, bener-bener maknyusss dan manisnya pas. Jadi terpikir mau jualan klappertaart ini, karena di Banjarbaru belum ada yang jual.

Dan pas bulan Ramadhan kemarin, akhirnya kami resmi berjualan klappertaart ini. Awalnya iseng, nawarin teman buat icip, eh si teman malah nyebarin foto si klappertaart di BBM nya, alhasil jadi banyak yang order. Walaupun by order, kami selalu melebihkan memasaknya kalau-kalau ada yang mau pesan lagi nantinya. Maksudnya buat jaga-jaga, biar ada stok, tapi yang ada pesanan selalu bertambah. Fiuhhh... Intinya kami kewalahan, secara saya dan Yayuk juga masuk kerja dari jam setengah 8 pagi sampai dengan jam setengah 4 sore. Kesempatan kami memasak si klappy adalah cuma sepulang kantor sampai dengan waktu buka puasa. Itupun biasanya kami kebut, langsung masak 2 resep sekaligus. Untuk itu, kami 'selalu' mengingatkan para pemesan bahwa kue ini dibikin by order dan mereka harus extra sabar, karena musti waiting list gitu deh mengingat keterbatasan kami. :D Tapi kadang ada yang ngebet banget pingin klappynya paling lambat bisa dinikmati besok setelah memesan. Ini dia nih yang bikin kelimpungan, sampai suatu kali kami nekad pulang cepet dari kantor alias ngabur, karena kerjaan di kantor emang ga banyak juga sih, tapi sialnya ga lama telpon saya bunyi, AsMan saya nelpon dan sukses ga saya angkat telponnya karena bingung mau jawab apa kalau ditanya kaminya kemana, hehe.. Besoknya saya pikir saya bakalan 'disemprot', alhamdulillah ternyata saya ga dimarahin, tapi walaupun ga dimarahin, saya kapok ngulang kabur dari kantor cuma buat masak klappy :D

Besoknya kami kembali ke schedulle awal, masak klappy setelah pulang kerja. Niat awal bikin klappy untuk dinikmatin sendiri, eh sekarang boro-boro mau di makan sendiri, yang ada si klappy ludes terus, kami ga pernah kebagian. Dan kalau si klappy sudah habis kamipun harus membeli bahan-bahan lagi untuk memasak si klappy. Ngomong-ngomong soal bahan si klappy, saya mau curhat dulu nih. Waktu pas Ramadhan kemarin itu ya, harga-harga kayaknya pada naik ga pandang bulu. Semua pada naik. Ga telur, ga si tepung custard, si kelapa muda juga ikut-ikutan naik. Dari harga 4 s.d 7 ribu, sekarang jadi 10 ribu per bijinya. Siapa yang ga pusing coba?? Belum lagi si telur, paling murah 19.500 per kilonya, hedeh, sampai-sampai kebawa mimpi. Saya mimpi saya punya tetangga yang jual telur murah banget. Huaa.. senengnya. Sayangnya itu semua hanya mimpi!!! hehehe

Untuk si kelapa muda, sepertinya wajar aja sih kalau harganya jadi naik di bulan puasa, soalnya permintaan akan es kelapa muda sepertinya memang meningkat drastis, jadi mesti rebutan gitu deh, ujung-ujungnya harganya jadi mencekik leher kami :D

Dan karena kenaikan harga bahan-bahan ini pula, kami memutuskan untuk akhirnya berhenti (sementara) jualan klappertaartnya. Ga sanggup jualan dengan harga telur, tepung, dan kelapa muda yang begitu mahal. Pingin sih naikin harga klappertaartnya, tapi gimana ya, sungkan juga, baru jualan udah naikin harga :D. Maka keputusan kami sepertinya sudah bulat, untuk sementara berhenti dulu jualan klappertaartnya. Mungkin setelah bulan puasa, setelah harga-harga sudah stabil, kami akan melanjutkan berjualan si klappy lagi. Sekarangkan udah lewat dari bulan puasa, dan harga-harga juga sudah kembali normal, tapi kami masih belum memulai lagi jualan klappertaartnya. Agak sibuk ngantor juga soalnya. Hehehe...

Pas kali terakhir masak si klappy bulan Ramadhan kemarin, kami langsung masak habis-habisan. Habis-habisin bahan maksudnya. Hehe. Di stok di dalam kulkas buat para pemesan tercinta.



Oiya, penikmat klappertaart bikinan kami ini ada yang dari Banjarbaru, Martapura, bahkan Barabai. Yang di Banjarmasin ada juga sih yang pernah nyoba. Memang masih terkendala jarak juga sih jualan si klappy ini, karena klappy termasuk kue basah yang butuh perhatian ekstra dalam proses pengiriman. Dan kami membuat variasi untuk toppingnya, ada yang memakai kismis, keju, kenari, dan sukade. Pokoknya mantab deh..
Setelahnya waktu kemarin itu, saya dan Yayuk makan klappertaart yang ukuran kecil, kangen euy udah masak bejibun klappertaart tapi ga pernah icip lagi semenjak jualan. Dan si klappy emang teteup uwenaakkk banget!! Saya suka yang banyak kismisnya, berhubung masak sendiri, kismisnya suka-suka saya jadinya. Hehehe...
 

**********************

Dan setelah sebelumnya cuma nyoba cooking dengan hasil selalu sukses. Maka, saya jadi sadar bahwa baking jauh lebih sulit dari cooking. Di baking itu, banyak langkah-langkah yang harus diikuti sesuai prosedur dan ga boleh salah gitu. Ga boleh asal campur dan dari mengadukpun kadang-kadang ada tata caranya loh. Dari beberapa kali nyobain baking, jujur saja saya banyak gagalnya.. :p Tapi kalo udah berhasil rasanya puas n terharu gitu. Ayo yang belum pernah icip klappertaart, bisa tuh dibuat sendiri klappertaartnya. Selamat memasak!!!

^_^


Tulisan ini diikutsertakan dalam: GiveAway Nyam Nyam Enny Mamito

Selasa, 07 Agustus 2012

[ikut lomba] Giveaway Poyeng : Juli - Agustus 2012

Bismillah...

Mau ikutan lomba giveaway nih darinya Poyeng. Doakan saya menang yach pemirsah.. :D
Blog poyenghobby dan blog Ajeng Belajar Merajut udah di Follow pakai akun nora-apriyani.blogspot.com. Page Poyeng nya juga udah di like pakai id FB Nora Apriyani Rahmaniar. Twitter Poyengnya juga udah di follow pakai id @nora-apriyani

Buku yang pingin banget saya miliki adalah buku  Celebrity Slouchy Beanies Crochet
 


Saya tau giveaway ini dari journal MP mbak Indri, pas tau ada giveway ini, saya langsung semangat buat ikutan sambil berharap banyak, kalau sayalah nanti yang memenangkan buku tersebut. Aminnnn 41x :).
Pertama kali tau Poyeng itu dari journal MP mbak Indri juga, lupa judulnya apa, pas tadi disearching-searching lagi koq ga ada ya si journal tersebut?? Bingung :D. Intinya di journal tersebut mbk Indri bilang kalau dia belajar merajut di Poyeng. Kebetulan mbk Indri ini tinggal di Jogja. Saya jadi penasaran dan mulai googling, ternyata si Poyeng ini jualan online semua tentang rajut-merajut. Terlintas untuk membeli beberapa benang disitu karena di kota saya harga benang katun untuk merajut itu lumayan mahal. Yang polos @Rp. 10.000,- dan yang sembur atau gradasi @Rp. 15.000,-. Mahal banget kan??
Tapi saat itu, saya tak kunjung juga bertransaksi di Poyeng, sampai dengan suatu saat saya ketemu mbk Retno yang jago banget ngerajut. Mbk Retno ini tinggalnya satu daerah sama saya. Beliau, selain jualan hasil rajutan juga jualan benang juga termasuk benang Poyeng, saya beli lah buat nyoba benang tersebut. Wuih... ternyata benang nya 'enak' banget buat dirajut. Ga gampang terburai. Lembut. Warnanya cantik.
Mau lihat hasil rajutan pertama saya menggunakan benang Poyeng?? Ini dia nih, fotonya topi buat keponakan saya.
 

Sampai dengan saat ini saya jadi ketagihan merajut pakai benang Poyeng. Agak malas kalau pakai benang lain, hehehe. Akhirnya saya memutuskan untuk bertransaksi langsung dengan Poyeng. Alhamdulillah, setelah ajak teman-teman cewek di kantor (biar hemat ongkir :D) yang tiba-tiba hobby ngerajut juga, saya berhasil transaksi 25 gulung benang di Poyeng. Sekarang saya lagi menunggu kedatangan si benang nih.

Emm.. mengenai Poyeng sendiri, saya rasa pelayanannya sudah oke, web nya masuk kategori 'canggih' lah kalau menurut saya, hehehe. Hanya saja saya agak notice sedikit di jasa pengiriman. Ga da hubungannya dengan Poyeng sih, tapi saya mau curhat aja nih.
Jadi jasa pengiriman yang bisa melayani sampai dengan daerah saya ternyata adalah si P*******I. Saya sempat komplain lewat ym nya Poyeng, saya pingin pakai jasa PT. P** saja karena kalau dari Jogja ke daerah saya emang mahal ongkir per kilo nya bila menggunakan jasa pengiriman selain PT. P**. Akhirnya sama si Poyeng dijelaskan, kalau pakai PT. P** bisa lambat banget nyampenya. Hmm.. setelah berfikir, sayapun akhirnya menyetujui jasa pengiriman yang dipilihkan oleh Poyeng. ^_^.

Pesan saya untuk Poyeng, untuk kedepannya, hendaknya pemberitahuan mengenai barang sedang diproses, barang sedang dikirim, dan lain sebagainya, selain dilakukan via email, juga dilakukan via sms. Dan hendaknya langsung diberitahukan no resinya tanpa harus kita minta terlebih dahulu. ;)