Tampilkan postingan dengan label Catatan Perjalananku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan Perjalananku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Oktober 2012

Oleh-oleh dari Martapura

Bismillah,

Beberapa waktu yang lalu, sebenarnya saya berniat ikutan lomba foto dalam rangka HLN ke 67 yang diadakan oleh kantor wilayah. Tema lomba adalah: “Peran Listrik dalam Meningkatkan Ekonomi Banua”. Tapi apa daya, ternyata lomba tersebut mensyaratkan pesertanya untuk menggunakan kamera SLR, sedangkan saya cuma punya camdig biasa. Akhirnya sayapun hanya menemani Yayuk untuk hunting gambar yang bagus buat diikutkan lomba. Saya pikir tak apalah tak ikut lomba, tapi saya tetap ambil gambar pake camdig saya untuk dibagi di blog ini supaya kalian bisa melihat salah satu sisi kota Intan – Martapura. :)

Kami memang memutuskan untuk mencari ‘objek foto’ di kota yang penuh pesona – Martapura, dan kami memilih untuk mendatangi tempat penggosokan intan di Jl. A. Yani (depan pom bensin Martapura). Sebelumnya sempat nanya sama mamah Yayuk, sama bapak saya, dan salah satu teman yang orang Martapura asli tentang di mana tempat penggosokan intan di Martapura, karena maklumlah, walaupun jarak Banjarbaru dan Martapura itu cuma sepelemparan batu (pinjam bahasa bang tere :D) alias deket banget, dan bahkan sudah 2 tahun terakhir saya tinggal di Martapura, tapi saya masih banyak belum tau tentang kota Martapura, even if untuk tempat-tempat penting semacam penggosokan intan ini. Hehehe… Parah!!

Setelah ketemu tempatnya, kamipun masuk dan disuguhi ruangan dengan banyak etalase yang menyimpan berbagai batu dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Lahar beku oksidian

Bermacam batu yang siap jual

Aneka kerajinan khas KalSel

Bling-bling.. :D

Batunya bagus-bagus semua... ;)

Seorang bapak menyambut kami dengan ramah, menanyakan maksud kedatangan kami. Kamipun menjelaskan, dan Alhamdulillah, bapaknya sangat ‘wellcome’ dengan kami, dan kami dipersilakan berkeliling untuk mengambil foto, bahkan beliau berusaha menjelaskan sedikit tentang sejarah penggosokan intan di Martapura. Nampaknya memang sudah biasa tempat itu dikunjungi oleh orang luar yang ingin membeli batu/intan atau sekedar cuma ingin melihat-lihat seperti yang kami lakukan. Kata beliau, teknik menggosok intan di Martapura ini sama dengan teknik penggosokan intan yang dilakukan di Belanda. Dan ternyata bentuk intan itu ada banyak dengan teknik yang tentunya berbeda-beda juga.

Berbagai potongan intan

Setelahnya, kamipun diajak memasuki ruang penggosokannya. Ada beberapa alat penggosokan di sana yang tentu saja menggunakan tenaga listrik. Pas banget nih pikir kami dengan tema lomba. Kamipun langsung jepret sana jepret sini. Sayangnya, orang yang menggosok intan di tempat ini sangat sedikit sekali karena menurut info yang kami dapat, sekarang sudah banyak pengrajin intan yang memiliki alat sendiri. Kamipun berusaha mengobrol dengan salah satu bapak yang kebetulan lagi menggosok intan hitam. Eh, setelah tanya sana-sini, ternyata beliau kenal sama bapak saya. Wakaka… Martapura memang sempit, hihihi…. Pembicaraan pun berlanjut yang tentu saja dimanfaatkan Yayuk dengan terus mengambil foto sebanyak mungkin untuk mendapatkan moment yang tepat.

Si bapak sibuk menggosok untuk membentuk intan hitam

Pinjam bentar intan hitamnya ya pak.. Mau difoto dulu soalnya, hehehe

Si bapak pamerin intan lainnya yg sudah selesai digosok

Kemudian kamipun pamit dan perjalanan pun kami lanjutkan semakin ke tengah kota Martapura. Sebelum kami hunting foto selanjutnya, kamipun menyempatkan makan siang dulu di Sate Batuah. Sate ayamnya maknyuss banget. Sate ayam Banjar emang ga ada duanya :)

Sate Banjar maknyusss

Pasangan sate ya ketupat donkk

Setelah kenyang, kamipun menuju CBS (Cahaya Bumi Selamat) Pusat toko-toko permata di Martapura. Kami sudah sangat familiar dengan CBS ini karena kami sering ke tempat ini untuk mencari bros yang bagus-bagus dengan harga yang murah – secara di sini pusatnya, membeli gelang batu (saya pecinta gelang batu), dan terkadang kami ke tempat ini untuk menemani teman-teman kantor yang kebanyakan berasal dari luar KalSel untuk mencari oleh-oleh. Tapi kali ini kami mau mencari sisi lain dari CBS. Sasaran kamipun adalah tempat chrome perhiasan logam mulia. Kebetulan lagi ada gelang yang disepuh. Kamipun numpang ambil foto setelah meminta ijin sebelumnya. Ternyata peralatan mereka juga menggunakan listrik.

Proses menyepuh perhiasan

Ini dia peralatan untuk chroom perhiasan

Gelang yang sudah selesai di chrome, Mengkilat benerrrr :D

Lalu kami naik ke atas menuju lantai dua CBS, tempat dibingkainya batu-batu permata dengan logam menjadi sebuah perhiasan entah itu cincin, kalung, dan lain sebagainya. Orang Banjar biasa menyebutnya dengan ‘ikat’. Tapi di sini saya malah menemukan sesuatu yang unik, yang membuat saya tertarik dan langsung ngambil gambarnya, yaitu adanya wedges yang dibuat dari kain sasirangan. Unik dan cantik :)

Unik dan lucu wedgesnya

Sebelum pulang, kami keliling-keliling CBS dulu untuk melihat-lihat dan ambil foto sana-sini. Ada banyak permata yang indah-indah, ada kerajinan arguci dalam sebentuk kaligrafi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Arguci kaligrafi ayat kursi

Ngandid si Yayuk yang lagi asyik ambil foto juga :D
Ga da habisnya memang kalau ngebahas Martapura. Ini aja rasanya cuma sebagian kecil aja... Ntar kapan-kapan mau ditulis lagi deh. Hayuk ke Martapura yuk, kita jalan-jalan ;)

Selasa, 12 Juni 2012

Foto-Foto Candid: Backpackeran ke Malang - Solo - Jogja

Bismillah,

Barusan buka-buka foto waktu kita backpackeran kemarin dan nemu foto candid yang diambil pake kamera hape, makanya jadi terinspirasi buat nulis kejadian-kejadian unpredictable waktu kemarin backpackeran. Karena selalu ada cerita di balik sebuah foto, apalagi kalau foto itu meninggalkan kesan yang ga mudah buat dilupakan. Kadang, kalau ingat waktu itu, bikin bibir susah ditahan buat ga senyum-senyum, hihihi. :D

Cuma ada 15 foto yang sempat terambil secara candid menggunakan hape, karena sisanya kita mencoba 'seanggun' mungkin tampil di depan kamera pocket kita masing-masing (wkwkwkwk... narsisnyaaaa :pp). Tapi jadi sedikit nyesal juga, karena ternyata foto dengan hape itu meninggalkan kesan yang gimanaaa gitu (jadi berasa kurang banget, cuma punya 15 foto dari hape, hikss), soalnya kalau pake kamera hape kan lebih praktis jadi moment-moment yang kadang cuma berlangsung sebentar bisa diabadikan dengan menggunakan kamera hape. Di sini nih menangnya si kamera hape dibanding kamera pocket.
Oke lah, langsung aja ya diceritain tentang ke 15 foto-foto tersebut. :)

Foto Pertama

Foto ini saya ambil pake kamera hape saya pas waktu kita masih di bandara Syamsudin Noor nunggu pesawat kita mau berangkat dari Banjarmasin ke Surabaya. Waktu itu saya, Yayuk, dan Yuli lagi memfixkan rencana jalan-jalan kita. Deg-degan, karena takut kalau-kalau ada rencana yang tidak berjalan sesuai harapan. Tapi alhamdulillah, semuanya sukses walau ada kendala di sana sini. Ada pengalaman unik waktu di bandara Syamsudin Noor ini, di mana saya sempat ditegur sama petugas pintu masuk. Katanya tas saya harus dimasukkan bagasi karena di dalamnya ada gunting. Waduh!!! Padahal saya dkk berencana untuk ga ada yang bagasi biar nanti pas nyampe di bandara Juanda kita bisa langsung menuju stasiun Gubeng tanpa harus menunggu bagasi yang notabenenya lama.
Akhirnya, demi menghindari ransel saya dimasukkan ke bagasi, sayapun berniat membuang gunting saya. Tapi alih-alih membuangnya, Yayuk akhirnya memutuskan untuk menitipkan gunting saya tersebut kepada salah satu temannya yang bekerja menjaga sebuah toko di bandara. Terus, si teman Yayuk tersebut dengan baiknya bersedia dititipi gunting dan bilang ke saya, nanti ambil aja lagi gunting nya di toko dia, kalau kami sudah pulang ke Banjarmasin lagi. Tapi sampai dengan sekarang, gunting itu belum juga saya ambil, heee... :D


Foto Kedua

Foto ini diambil di Stasiun Gubeng Lama, Surabaya. Waktu itu kita mau ke Malang. Capek banget, baru nyampe di Surabaya udah harus langsung naik KA ke Malang. Dan ini pertama kalinya saya naik moda yang bernama Kereta Api. Foto ini saya yang ambil dari sisi dinding peron yang ada tempat buat nge-charge hape, karena waktu itu battery hape saya emang lagi drop. Trus saya iseng ngambil foto ini yang ada Yayuk sama Yuli lagi duduk di kursi tunggu.
Ada kejadian lucu ga lama setelah saya ngambil foto ini, tepatnya ketika sebuah KA datang dan menjemput para penumpang. Kami cukup yakin, kalau kereta itu bukan kereta kami. Tapi ketika kereta itu mulai jalan, tiba-tiba ada tulisan KA PENATARAN segede-gede gambreng di sisi badan si kereta, yang membuat Yayuk dan Yuli kaget dan reflek mau ngejar itu kereta. Karena KA yang akan kami gunakan ke Malang memang bernama KA PENATARAN. Mereka sih enak karena duduk di kursi tunggu, jadi jarak dengan keretanya ga terlalu jauh. Kalau mau ngejar mungkin masih mampu. Sedangkan saya?? Saya yang masih berdiri setia nungguin hape saya di tempat charge. Walaupun sempat kaget dan pingin ngejar keretanya tapi akal sehat saya merasa kalau saya ga bakalan bisa ngejar kereta itu yang udah cepet jalannya. Akhirnya saya pasrah aja kalau Yayuk dan Yuli emang sanggup ngejar dan masuk kereta itu ninggalin saya. Lagian dalam pikir saya, toh semua tiket KA nya ada di saya, hehehe, bakalan sia-sia kalau mereka nekad mau ninggalin saya.
Tapi mereka ternyata urung juga ngejar kereta itu, mungkin karena merasa ga sanggup ngejar soalnya keretanya jalannya cepet. Trus mereka cuma bisa nengok saya dan akhirnya ketawa cekikikan. Pas saya deketin mereka, kami bertiga langsung ketawa menertawakan kebodohan yang hampir kami lakukan. Karena ternyata kereta tersebut memang bukan kereta kami. Masih setengah jam lagi kereta kami baru menjemput. Huhuhu.. benar-benar pengalaman yang seruu!!


Foto Ketiga dan Keempat




Foto ini diambil pake kamera hapenya Yuli. Ini foto kita waktu naik becak di Malang, tepatnya dari stasiun Malang ke hotel. Karena merasa naik becaknya nyaman dan menyenangkan, makanya kita narsis foto pake hape, hehehe :D


Foto Kelima, Keenam, dan Ketujuh






Foto ini masih diambil oleh kamera hapenya Yuli dan masih diambil di Kota Malang, waktu naik becak dari hotel menuju stasiun Malang. Padahal waktu itu kita pingin jalan kaki aja tapi tiba-tiba ada kakek tukang becak yang maksa kita naik becaknya. Kami sih pingin aja naik becak, tapi becaknya cuma satu sedangkan kami bertiga dengan bawaan udah kayak orang mau pindahan. Apalagi becak di Malang itu lumayan kecil ukurannya dibanding dengan becak di Banjarbaru. Kayaknya ga bakalan muat deh. Tapi si kakek tukang becak tetap maksa kami buat naik becaknya. Kami tetap ga mau, takut kalau si kakek ga sanggup menggenjot becak yang isinya kami bertiga plus barang bawaan. Tapi si kakek tetap kekeuh, hedeeehhhh... Akhirnya kamipun naik becak itu karena si kakek emang pantang menyerah. Hihihi, malah jadi pengalaman yang tak terlupakan. Kami jadi tontonan di sepanjang jalan, terutama pas di stasiun, wkwkwk.. Yaudah lah, toh ga da yang kenal ini, hehehe.. Oiya, Yuli juga sempat merekam moment ini dalam bentuk video di hape loh. Jadi makin senyum-senyum ga jelas kalau liat videonya itu :D


Foto Kedelapan dan Kesembilan




Foto ini diambil waktu kita makan di warung angkringan di kota Solo. Pingin moto pake kamera pocket biar lebih jelas, eh kamera pocketnya malah ketinggalan di kamar hotel. Akhirnya cuma moto pake kamera hape Yuli yang untungnya ada lampu flashnya. Awalnya saya kira, hasil fotonya hitam aja karena waktu itu emang remang-remang banget. Tapi alhamdulillah ternyata hasil fotonya lumayan.
Waktu di angkringan ini, ada kejadian lumayan lucu yaitu waktu kami bertiga akhirnya memutuskan memesan mie instant untuk makan malam walaupun sebelumnya sudah makan nasi goreng di dalam KA BIMA (KA yang mengantarkan kami ke kota Solo dari kota Malang).
Saya dan Yayuk memesan mi goreng Sedaap. Nah si Yuli tiba-tiba ngomong ke yang jualan, "Mas, aku pesan mie Soto Banjar Limau Kuit aja." Wkwkwk.. Si mas yang jualan bingung, mie apa itu?? Hihihi.. Akhirnya si mas nya nyuruh Yuli untuk beli aja mie itu di warung kaki lima deket situ, biar nanti dia masakin. Di warung tersebut ternyata Yuli masih kukuh mencari mi Soto Banjar Limau Kuit yang tentu aja ga ada, wkwkwk. Akhirnya Yuli cuma beli mi Sarimi rasa Baso Sapi. Hahaha... Ada-ada aja si Yuli, dan kami jadi sering ngeledekin Yuli soal mie Soto Banjar Limau Kuit ini setelahnya. hihihi.. :D


Foto Kesepuluh


Ini adalah foto nasi liwet yang saya ambil di kota Solo. Waktu itu kami bertiga mau nyari sarapan walaupun udah dapet sarapan berupa roti + selai nanas + telur rebus + kopi susu dari hotel tempat kami menginap. Di depan gang, ketemu ibu yang jual nasi liwet. Jualnya lesehan di trotoar jalan. Kamipun memesan nasi liwet dengan lauk telur rebus. Huaaa... nasinya maknyuss banget. Sayur pepaya muda dengan cabe rawit hijaunya benar-benar enak, ditambah suiran ayam berbumbu dan sedikit kepala santan, haduh langsung dilahap tanpa ampun. Tapi pengalaman banget waktu makan nasi liwet ini, karena kayaknya kami dimahalin sama yang jualan. Mungkin beliau tau kalau kami ini pendatang, jadinya nasi liwet tersebut dihargai 10ribu per porsinya.


Foto Kesebelas


Foto ini saya yang ambil di stasiun SoloBalapan waktu Yayuk dan Yuli lagi antri tiket KA PRAMEX rute Solo - Jogja. Ada kejadian unik ketika itu. Di foto tsb, Yuli dan Yayuk udah dapet giliran beli tiket dan bisa dilihat masih banyak lagi orang di belakang Yayuk dan Yuli ngantri untuk membeli tiket KA PRAMEX. Akhirnya kami dapat tiket dengan harga 10 ribu per orang. Di tiketnya di bagian ‘nomor tempat duduk’ tulisannya TANPA TEMPAT DUDUK. Kamipun kaget. Belum selesai kaget kami. Tiba-tiba ada bunyi lonceng tanda kereta mau berangkat. Kami asli panik. Langsung masuk ke peron. Nanya sama petugas yang ada, bener ga itu kereta kami. Ternyata benar. Waduh, padahal masih jam 3 kurang, ga kebayang kalau kami telat sedikit aja, mungkin kami udah ditinggal kereta
Ga nyampe 5 menit, kereta langsung berangkat, kami jadi mikir, tadi waktu beli tiket, banyak yang masih di belakang kami ngantri tiket, berarti mereka ketinggalan kereta donk. Dan kebingungan kami akhirnya terjawab. Ternyata keretanya itu mundur dulu ke stasiun apa (lupa namanya. Jadi di Solo itu ada 2 stasiunnya), jemput penumpang (yang banyak ga kebagian tempat duduk), baru balik lagi ke stasiun SoloBalapan, jemput penumpang dan berangkat tepat pukul 15.10 WIB. Fiuhhh...


Foto Keduabelas, Ketigabelas, Keempatbelas, dan Kelimabelas






Foto-foto ini adalah suasana di dalam KA PRAMEX. Foto ini diambil oleh Yayuk menggunakan hape saya, karena saya ga berani ngambil foto di dalam kereta, takut dimarahin penumpang yang lain, hee... Kebayang kan betapa sesaknya naik KA ini, untungnya saya dkk masih kebagian tempat duduk. Kasian sama yang berdiri. Kasian juga sama yang duduk di lantai kereta beralaskan koran seperti cewek ABG di foto Kelimabelas berikut



******************************************

Hmmm... Sebenernya masih banyak pengalaman seru waktu backpackeran kemarin yang rasanya belum sempat tertuliskan. Kalau mau liat tulisan (lumayan) lengkapnya tentang pengalaman backpackeran kemarin bisa melihat catatan saya sebelumnya di sini.

Rabu, 23 Mei 2012

Backpackeran ke Malang - Solo - Jogja

Seneng…
Seneng banget…
Capek tapi tetap seneng
Dan seneng ajah pokoknya!!!
Begitulah perasaan yang saya rasakan setelah jalan-jalan ala ‘backpacker’ bareng 2 teman saya (perempuan) selama 5 hari 4 malam, tepatnya tanggal 16 s.d 20 Mei 2012 yang lalu ke kota Malang, Solo, dan Jogja. Tapi, cara backpacker-nya ya ala kami bertiga, tetap tidur di penginapan yang murah (karena dibagi 3) tapi tetap layak dan aman, soalnya kita bertiga kan perempuan :D

Sebenarnya acara jalan-jalan tersebut bukan acara dadakan karena kami sudah merencanakannya sekitar dua bulan sebelum hari H. Dari memesan tiket pesawat sampai dengan memilih tempat wisata apa saja yang bisa kami kunjungi lengkap dengan hotel dan alat transportasi untuk kami bisa sampai di tempat wisata tersebut. Tapi karena saya sering dinas, jadinya cuma Yayuk dan Yuli saja yang sibuk searching di internet mengenai info-info tentang hotel, tempat wisata, dan transport untuk menuju tempat wisata yang dimaksud (maaf ya teman-teman).

Alhamdulillah perjalanan ‘backpacker’an kemarin lancar, menyenangkan, dan banyak moment-moment yang berkesan yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya :D. Jalan-jalan kemarin hanya menghabiskan biaya di bawah 2 juta rupiah (sudah termasuk tiket pesawat PP Bjm-Sby dan Sby-Bjm, biaya hotel, biaya transport, dan tiket masuk tempat wisata), padahal bisa lebih murah lagi loh. Nanti akan saya coba tuliskan semuanya.

Awal mula rencana kami adalah Surabaya – Solo – Jogja – Malang – Surabaya. Tapi karena kami kehabisan tiket kereta api ke Solo, akhirnya rute kami berubah menjadi Surabaya – Malang – Solo – Jogja – Surabaya.


Tanggal 16 Mei 2012
Saya, Yayuk dan Yuli ngumpul di bandara Syamsudin Noor jam 10an WITA. Ternyata kami kepagian karena check in nya baru bisa jam 11.00 WITA. Ya sudah lah, daripada telat, mendingan kita yang nunggu pesawat di caffe bandara sambil mem-fix-kan rencana-rencana kita. Pokoknya semuanya harus matang!


Jam 11an kita check in dan ketemu temen kantor (Pak Gatot) yang ternyata mau ke Surabaya juga. Beliau salut alih-alih mengkhawatirkan kami yang mau backpacker-an. Mungkin beliau ga percaya kalau kami bisa/sanggup jalan-jalan cuma bertiga (perempuan semua pula) di Jawa. Beliau sampai nyaranin, kalau kami jalan-jalannya di Blitar aja (di kampung beliau), biar tidurnya di rumah beliau. Nanti jalan-jalannya ke pasar subuh sama ke makam Pak Soekarno aja, hihihi.. Tapi kita tetap dengan rute kita. Mungkin lain kali ya Pak Gatot, hehehe…
Dan ternyata pesawat kami delay 1 jam dan itu berpengaruh banget ke rencana-rencana kami. Jadi deg-degan, sempat ga ya kami beli tiket kereta api ke Solo atau ke Malang? Akhirnya kita nyampe di Surabaya sekitar jam 16.00 WITA. Foto dulu di depan pesawatnya, yang motoin Pak Gatot. :D


Trus kita langsung nyari taxi ke Stasiun Gubeng. Setiba di sana, stasiunnya penuh banget dan ternyata dugaan saya benar, semua tiket KA ke Solo ludes tak bersisa, baik kelas yang eksekutif maupun yang kelas ekonomi. Huhuhu.. Bagaimana ini? Kamipun sepakat pindah ke rencana ke 2 dan mengubah tujuan kami yang mulanya ke Solo menjadi ke Malang terlebih dahulu. Kamipun berencana pesan tiket KA ke Malang. Ternyata pesannya harus di Stasiun Gubeng Lama yang letaknya di belakang Stasiun Gubeng Baru. Kamipun kebingungan dan akhirnya nanya satpam di situ, gimana cara kami menuju Stasiun Gubeng Lama (asli deg-degan banget karena hari udah mulai gelap, gimana kalau kami ga dapat tiket sama sekali?? Bakalan tidur di stasiun atau di mesjid kayaknya, huaaa). Trus dikasih petunjuk oleh Pak Satpam, bahwa kami jalan kaki aja sekitar 10 menit untuk bisa nyampe di Sta. Gubeng Lama. Daripada jalan kaki, kami lebih memilih naik becak. Dan pengalaman naik becak di Surabaya dari Stasiun Gubeng Baru ke Gubeng Lama tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Serasa uji nyali!! Jalannya berlawanan arah, jadi seperti mau menabrakkan diri ke ramainya kendaraan bermotor yang memang sedang ramai-ramainya. Belum lagi ngelewatin rel kereta api yang tiba-tiba ada lonceng bunyi tanda ada kereta api yang mau lewat, haduh.. Pingin loncat rasanya dari dalam becak tapi alhamdulillah yang saya takutkan tidak terjadi. Tapi ketegangan terus berlanjut, si becak tiba-tiba naik ke atas trotoar. Luar biasa!!! Saya sampai mikir, kalau ada polisi yang lewat, pastilah kami sudah diteriakin. Eh, ga lama, ternyata kami melewati pos polisi di dekat stasiun, dan polisinya diem aja. Ckckck… Udah biasa kali ya. Yang jelas, saya jera lah pokoknya naik becak di Surabaya :D

Setelah tiba di Stasiun Gubeng Lama, kami langsung pesan tiket KA Penataran ke Malang. Harga tiketnya cuma 4 ribu rupiah per orang! Gile.. murah bener!! Di Banjarbaru, dapet apa coba dengan uang segitu?? Hehehe… Akhirnya kami menunggu kedatangan KA sambil menenangkan ketegangan setelah naik becak yang super metal. Dan ternyata KA adalah transportasi yang sangat tepat waktu. Jujur ini adalah pengalaman pertama saya naik KA. Setelah di dalam KA, kami kaget karena kursi kami sudah ada yang menduduki. Mau protes agak takut, karena yg ngedudukin 3 cowok dengan potongan tentara. Ya sudahlah, kami mengalah dan duduk di bangku sebelahnya yang kosong. Yang penting kami udah beli tiket dan ga da yang bisa ngusir kami keluar KA karena kami udah beli tiket. Hehehe…
Akhirnya keretapun berjalan selama kurang lebih 3 jam dan sampailah kami di Stasiun Malang. Sesampainya di Stasiun Malang kami langsung nyari angkot dengan kode ADL karena dari info yang kami dapat dari internet, kami harus naik angkot ADL untuk nyampe di hotel Kartika Kusuma di Jl. Kahuripan. Setelah ketemu sama angkot ADL dan setelah bilang ke supirnya kalau kami mau ke Jl. Kahuripan tepatnya di hotel Kartika Kusuma, si supirnya bilang malah kalau Jl. Kahuripan itu jauh. Saya jadi bingung, karena menurut GPS di hape saya, Jl. Kahuripan itu lurus aja dari Stasiun dan akhirnya kami nekat untuk tetap naik angkot itu. Dan ternyata GPS emang ga bohong, tapi kami udah terlanjur melewati hotel itu sekitar 300 meter. Alhasil kami harus jalan kaki 300 meter untuk sampai di hotel Kartika Kusuma. Berasa backpacker banget dah, dan ketika kami jalan, tiba-tiba saja kami hampir disiram oleh petugas taman kota. Waw, salut deh untuk kota Malang, tanaman kota nya selalu disiram dan dirawat gitu.. :)
Sesampainya di hotel Kartika Kusuma, kami pesan kamar, harganya 245rb per malam (AC). Kamarnya sih biasa aja untuk harga segitu, tapi karena lokasi kayaknya makanya harganya jadi segitu.




Kemudian kami langsung bersih-bersih sambil mengatur rencana untuk jalan-jalan besok. Seandainya pesawat kami ga delay, tadinya kami bisa melakukan wisata malam ke BNS di Batu, Malang. Tapi apa boleh buat, wisata BNSpun akhirnya terpaksa dihapus dari daftar.


Tanggal 17 Mei 2012
Keesokan paginya, kami keluar dari hotel sekitar pukul 07.00 WIB, foto-foto dulu depan hotel nya, karena hotelnya mayan lah dari segi tampilan luar, hehehe.




Rute kami di Malang adalah sarapan di Toko Oen (Toko yang menjual makanan, kue dan eskrim yang terkenal di Malang, bahkan pernah tampil di acaranya Pak Bondan maknyuss. Tokonya nuansa jadul zaman Belanda gituu) dan rekreasi ke Jatim Park 2 di Batu. Maka kamipun memutuskan jalan kaki saja untuk menuju Toko Oen, karena menurut GPS, jaraknya ga jauh. Setelah keluar dari hotel, kami disuguhi pemandangan asri di Bundaran Balai Kota Malang. Tamannya bagus dan terawat. Bunga teratainya cantik. Foto-foto deh jadinya. Minta bapak-bapak motoin kami bertiga, mpe ditanyain bapaknya, darimana mbak? Pasti bapaknya mikir, ni orang tiga udik banget, hehehe… Tapi cuek aja, yang penting mah foto-foto, hehehe.



Setelah dari bundaran, kamipun menuju Toko Oen. Jalan di malang rindangggg banget. Betah deh jalan kaki di Malang. Ketemu telepon umum koin yang masih fungsi, tambah salut deh sama kota Malang yang memelihara fasilitas umum mereka dengan baik. Akhirnya kita malah foto-foto di telepon umum itu, xixixi parah… :p


Ga lama kami nyampe di Toko Oen, tapi Toko Oen nya belum buka, untung aja persis di depan Toko Oen ada McD, kamipun memutuskan sarapan di McD. Foto dulu bertiga sama om Ronald pake timer :p.



Setelah dari McD, kami ke Toko Oen yang udah buka. Tinggal nyebrang aja. Oiya, di samping Toko Oen ada stand Gramedia yang lagi obral buku, sayangnya buku yang diobral ga begitu banyak jadinya saya urung beli.
Kita lanjut ke Toko Oen. Tokonya jadul banget. Nuansa zaman dulu banget dengan kata-kata bahasa Belanda di dindingnya. Setelah membuka menunya, ohoho… ada menu ‘Fork’ di sana. Tapi karena emang udah sarapan, kami memang tidak berniat makan ‘makanan berat’ di situ. Kami pingin icip eskrimnya yang kata Pak Bondan, maknyusss banget. Eh ga lama, ternyata pelayannya ngedeketin kami (pelayannya pakai baju ala kolonial Belanda loh), dan ngasih tau kami kalau di situ ada menu B*BI nya, jadi dia nganjurin kami untuk pesan es krimnya saja. Mungkin karena jilbab kami kali ya, jadinya pelayannya mengingatkan kami. Akhirnya kami pesan Oen’s Spesial dan Banana Split. Hmmm… emang beneran maknyuss es krimnya, beda dengan es krim biasa. Manisnya pass!!!







Dari Toko Oen, kami naik angkot MM ke Stasiun Malang untuk membeli tiket KA ke Solo. Dapet tiket KA Malabar yang kelas ekonomi aja, karena yg eksekutif habis semua. Tarifnya 120rb per org. Berangkat jam 15.45 WIB. Kamipun bergegas balik ke hotel naik becak untuk check out. Becak di Malang aman, ga kayak di Surabaya, hehe. Kamipun check out tapi tetap menitipkan tas ransel kami, karena kami mau ke Jatim Park 2 dulu. Akhirnya kami berangkat ke Jatim Park 2 dengan 3x ganti angkot (angkot ADL ke terminal Landungsari – angkot Batu warna ungu – angkot BJL langsung ke depan Jatim Park 2).
Di Jatim Park 2 kita cuma ngambil paket yang secret zoo (kebun binatang) saja. Dapat tiket berupa gelang yang terbuat dari kertas tapi tahan air dan ga mudah sobek. Dan kita mengabadikannya dalam sebuah foto narsis :p



Yang wisata museum satwa kita tinggal karena takut ga keburu dengan waktu. Jatim Park 2 keren, kita langsung foto-foto. Di secret zoo nya apalagi, foto-foto terus, mpe saya mau diterkam baby tiger, hihihi, untungnya ga papa, tapi saya sempat teriak saking takutnya :D.






Habis dari Jatim Park 2, kita naik angkot BJL untuk balik ke terminal Landungsari. Angkotnya jalannya kayak kura-kura, kami mpe ngantuk dan takut kalau kami sampai ketinggalan kereta. Setiba di terminal Landungsari, kami naik angkot ADL untuk nyampe di hotel ngambil ransel kami. Si ADL ngetem lama banget. Akhirnya kami putuskan untuk kami carter saja dan si supir setuju asal kami membayar 15rb. 15rb bagi tiga sama dengan 5rb. Tak masalah lah, kami pikir. Dan setelah deal, si supir ngebut ga ketulungan, dag dig dug juga kami tapi alhamdulillah selamat sampai hotel. Kami langsung ambil ransel dan menuju stasiun. Tadinya pingin jalan aja, eh ternyata ada tukang becak yang nyuruh kami naik becaknya. Kami kan bertiga plus ransel segambreng-gambreng, rasanya enggan aja naik becak. Tapi si kakek tukang becak maksa dan yakin kalau kami muat diangkut dengan becak. Hihihi.. pengalaman yang tak akan saya lupakan mpe diliatin orang di stasiun, hehehe.



Akhirnya kami naik KA Malabar jam 15.45 WIB menuju Solo. Dan perjalanan selama 6 jam pun dimulai. Badan pegel tapi ya dinikmatin saja. Jam 22.30 WIB kami nyampe di Stasiun SoloBalapan. Nyampe di stasiun kami naik taxi ke hotel Anugerah Palace di tengah kota Solo, biaya taxinya cuma 20rb rupiah. Dan ternyata hotel Anugerah Palacenya penuh. Banyak rombongan orang pake bis yang lagi berlibur ke Solo. Kamipun pindah hotel tepatnya ke hotel Putri Ayu (kami memang sengaja membuat hotel cadangan jadi ga bingung kalau ada kejadian seperti ini). Di hotel Putri Ayu, tampilan luarnya biasa aja, tapi dalamnya lebih baik dari hotel Kartika Kusuma di Malang. Tarifnya 150rb per malam (AC), tapi karena kami nambah bed, maka jadi 190rb per malam. Di Solo ini, salah satu tujuan kami adalah wisata GALABO dan gudeg ceker. Kamipun tanya ke pelayan hotel, kalau mau ke GALABO gimana trus gudeg cekernya itu dimana. Ternyata GALABO itu adalah tempat wisata kuliner, banyak yang jual makanan gitu dan tutupnya jam 10 malam. Wisata GALABO gagal! Sedangkan gudeg ceker itu adanya di daerah apa (lupa namanya) yang jauh dari hotel, dan buka nya baru jam 1 malam, dan biasanya cuma bertahan 1 jam dan langsung ludes karena emang banyak penggemarnya, apalagi kalau musim libur seperti kemarin. Maka gudeg ceker pun gagal juga!

Setelah bersih-bersih sebentar, kami memutuskan keluar hotel nyari teh panas sekalian jalan-jalan. Ternyata di jalan depan gang hotel, ada beberapa warung angkringan. Yayuk dan Yuli pesan teh panas, saya pesan susu jahe. Tiba-tiba kami kalap, malah pesan mi goreng instant. Akhirnya jadi makan malam lagi, padahal tadi pas di KA udah makan nasi goreng, hehehe.
Kamipun balik ke hotel dan menyusun rencana jalan-jalan besok. Tapi kami asli bingung dengan kota Solo. Yuli pegang peta wisata yang kami dapat dari internet dan kami print. Yayuk siap dengan mbah googlenya. Dan saya dengan GPS di hape. Kami menyocokkan tempat yang akan kami tuju, mana yang paling dekat dan mudah dijangkau. Tujuan kami adalah Keraton Surakarta dan Pasar Klewer. Ternyata kota Solo aneh banget, GPS sama peta yg kami punya ga nyambung. Bahkan nama-nama jalannya ga begitu lengkap di GPS. Haduh-haduh, asli bingung. Dan setelah di googling, ternyata Keraton di Solo itu ada 2, tambah bingung lah kami, maklum, kami emang buta banget kalau mengenai kota Solo. Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat.


Tanggal 18 Mei 2012
Paginya kami siap-siap dan akhirnya kami memilih untuk mencarter mobil saja untuk jalan-jalan di kota Solo. Kamipun menelpon Bapak yang ngantar kami ke hotel Putri Ayu (sebelumnya kami memang sudah meminta no hape beliau). Dan beliau mau dicarter dengan biaya 100rb per 2 jam. Kami setuju dan kami minta dijemput jam setengah sembilan saja karena kami mau ke stasiun dulu untuk beli tiket KA Solo – Jogja dan tiket KA Jogja – Surabaya.
Sekitar jam setengah 8 kami keluar dari hotel, sebelumnya foto-foto dulu di dalam hotel pake timer, hehe.



Trus kami jalan kaki ke depan nyari sarapan. Sama hotelnya padahal udah dikasih roti dan telur rebus dan secangkir kopi susu, tapi kami pingin nasi, hehehe. Akhirnya ketemu pedagang nasi liwet. Enak banget, gurih dan enak. Tapi sayangnya kami kayaknya dimahalin sama yang jualan. Nasi liwetnya dihargain 10 ribu. Pelajaran berharga banget, sebelum belanja makan, ada baiknya nanya harganya dulu baru makan. Karena ini di Jawa bung, bukan di Banjar!

Setelah sarapan kami dijemput taxi, langsung ke stasiun SoloBalapan. Nyari tiket Jogja – Surabaya, dapat tiket KA Bima eksekutif, tarifnya 285rb per org. Untuk tiket KA Solo – Jogja (KA Pramex), hanya bisa dibeli satu jam sebelum keberangkatan.

Setelah tiket KA di tangan, kamipun melanjutkan wisata dengan tenang. Kami menuju salah satu Keraton atau tepatnya Keraton Mangkunegaran (Keraton yang satunya tutup di hari Jumat). Tiket masuknya 10 ribu rupiah per orang (tidak termasuk guide. Guidenya dikasih sukarela aja sama kita. Dan kami memutuskan untuk ngasih 10 ribu juga per orang).
Di Keraton Mangkunegaran kita dikasih lihat bangunan keraton yang masih terjaga sampai dengan sekarang. Kita juga diperbolehkan foto-foto. Diperbolehkan memeluk tiang soko guru yang konon katanya siapa yang bisa memeluk soko guru tersebut, maka apa yang ia inginkan bisa terwujud. Benar ga ya?? Kalau mau tau jawabannya, datang saja ke keraton ini, dan guidenya akan ngasih jawabannya :D.







Di dalam keraton ada sebuah tempat yang ga boleh kita ambil foto di dalamnya karena menjaga benda seni yang ada di dalamnya. Yang menarik perhatian saya adalah benda bernama Badong (kalo ga salah), semacam penutup kelamin pria yang terbuat dari emas. Konon katanya benda itu untuk menjaga agar para pria tidak selingkuh ketika berperang, karena ketika memakai benda itu, seolah-olah kemaluannya dikunci dan hanya istrinya yang bisa membukanya. Begitu juga sebaliknya, untuk perempuan juga ada pelindungnya yang hanya bisa dibuka oleh suaminya. Benda ini sangat terkenal di eropa karena sepertinya pernah digunakan oleh orang-orang Eropa pada saat perang Salib. Wallahu alam.

Setelah dari keraton kami berpindah ke PGS (Pusat Grosir Solo) tepat di depan pasar Klewer. Kenapa kita lebih memilih PGS dibanding Pasar Klewer? Karena berbagai alasan, di antaranya, PGS itu ber-AC dan harganya udah standar. Kalau emang barang bagus ya memang mahal, dan kalau biasa aja harganya juga biasa aja. Bahkan masih bisa ditawar koq walaupun ga banyak. Sedangkan di Klewer, kata teman saya, kalau kita ga tau batik, bisa-bisa kita kena tipu. Kami sih cari aman saja.
Di PGS kita asli bingung. Batiknya bagus-bagus banget dan murah-murah pula. Apalagi batik bolanya (kan lagi musim tuh sekarang), haduh, bikin ngiler aja. Sarimbitnya juga, huaaa… Pingin borong, tapi saya berusaha mengembalikan kesadaran saya, bahwa saya sudah terlalu banyak punya baju batik. Akhirnya cuma beli batik untuk orang lain sebagai oleh-oleh. Untuk diri sendiri cuma beli celana batik yasmin. Lagi musim kata penjualnya. Celana panjang gitu dengan karet di bawahnya. Harganya cuma 20 ribu saja, hehehe.
Dari PGS kita pulang ke hotel setelah sebelumnya check out dan titip ransel seperti di hotel Kartika Kusuma. Setelah ngambil ransel, kita menuju stasiun SoloBalapan. Di tengah jalan, kita berhenti buat makan di warung Spesial Pedas. Hedeh, sambelnya asli pedas tapi maknyusss, hehehe.



Di stasiun SoloBalapan, jam menunjukkan pukul setengah tiga. Sedangkan kereta Pramex yang ingin kami tumpangi berangkat pukul 15.10 WIB. Kamipun langsung bayar taxi yang kami carter, dan si supir bilang udah 4 jam melayani kami yang artinya kami harus bayar 200rb. Kami tawar aja, 150 rb gpp ya pak? Dan si bapak bilang yaudah ga papa. Cihuyy, hemat 50 ribu, hehehe. Setelah itu kami antri beli tiket dan dapat tiket dengan harga 10 ribu per orang. Di tiketnya di bagian ‘nomor tempat duduk’ tulisannya TANPA TEMPAT DUDUK. Kamipun kaget. Belum selesai kaget kami, tiba-tiba ada bunyi lonceng tanda kereta mau berangkat. Kami asli panik. Langsung masuk ke peron. Nanya sama petugas yang ada, bener ga itu kereta kami. Ternyata benar. Waduh, padahal masih jam 3 kurang, ga kebayang kalau kami telat sedikit aja, mungkin kami udah ditinggal kereta. Dan kami benar-benar shock dengan tampilan tempat duduk keretanya. Bener-bener ada yang berdiri, huaaa…



Setelah pintu kereta dibuka kami langsung berebut naik KA dengan penumpang yang lain. Alhamdulillah kami dapat tempat duduk. Ga nyampe 5 menit, kereta langsung berangkat, kami jadi mikir, tadi waktu beli tiket, banyak yang masih di belakang kami ngantri tiket, berarti mereka ketinggalan kereta dunk. Dan kebingungan kami akhirnya terjawab. Ternyata keretanya itu mundur dulu ke stasiun apa (lupa namanya. Jadi di Solo itu ada 2 stasiunnya), jemput penumpang (yang banyak ga kebagian tempat duduk), baru balik lagi ke stasiun SoloBalapan, jemput penumpang dan berangkat tepat pukul 15.10 WIB. Perjalanannya cuma 1 jam, tapi kepala saya pusing, karena manusia terlalu padat di dalam kereta. Kalau bisa milih, ga dua kali deh naik Pramex. Tapi nanti setelah sampai di Jogja, saya baru dikasih tau teman saya, ternyata untuk kereta Pramex, untuk gerbong yang paling belakang adalah gerbong khusus untuk cewek. Jadi kalo enggan gabung dan desak-desakan sama cowok, bisa naik gerbong paling belakang dari kereta Pramex.

Mendekati jam setengah 5, kita nyampe di stasiun Tugu Jogjakarta. Dari stasiun Tugu kita naik taxi ke rumah tante Yayuk di daerah Condong Catur, biayanya 60rb karena jarak yang lumayan jauh. Di rumah tante Yayuk ga da siapa-siapa karena tantenya Yayuk dan keluarga lagi ada di Kalimantan. Alhamdulillah ada 2 motor di situ, bisa kita pakai buat jalan. Sebelumnya kita hubungin teman kita Awir yang tinggal di asrama Banjarbaru di Kaliurang. Dan Awir dengan senang hati mau membantu saya dan teman-teman. Kami berencana ke asrama Banjarbaru untuk menyusun rencana jalan besok dengan Awir sebagai guide kami. Sebelumnya kami makan malam dulu di warung yang berjejer di depan Graha Saba UGM. Warung yang kami pilih adalah Wahana Sambal. Makanannya maknyuss dan sangat murah meriah.



Setelah makan kami langsung ke asrama Banjarbaru. Dan saya lumayan kaget dengan perubahan kota Jogja. Dulu di depan asrama Banjarbaru itu ada rumah makan dan sekarang udah berganti dengan kost-kostan yang menurut saya lumayan mewah.
Di asrama Banjarbaru, kita nyusun rencana dengan Awir kalau besok itu kita mau ke Candi Prambanan naik motor. Sekalian ke Candi Ratu Boko juga. Setelah itu kita mau ke Malioboro dan Beringharjo. Mau KopDar juga sama Yuna. Dan malamnya pingin ke alun-alun sebelum akhirnya naik kereta ke Surabaya jam 1.00 dinihari. Fiuhh.. Padat jadwalnya.


Tanggal 19 Mei 2012
Besoknya kita ke Candi Prambanan jam 8an karena Awir kesiangan bangun. Hihihi… Jam setengah 9 kita nyampe di Prambanan, dan ternyata di sana disiapkan paket wisata Candi Prambanan + Candi Ratu Boko
(shuttle a.k.a naik bis) 45 ribu per org. Ya sudah lah, kita ambil paket saja. Dan kita ke Candi Ratu Boko dulu mumpung udara masih sejuk. Jalan ke Candi Ratu Boko menanjak dan setelah nyampe si Candi Ratu Boko kita langsung foto-foto. Terbantu sangat dengan adanya Awir, dia bisa jadi tukang foto kita, hehehe.





Di candi Ratu Boko banyak orang yang foto-foto karena emang bagus banget pemandangannya. Bahkan ada yang foto prawed di situ loh. Ada kejadian lucu waktu di Candi Ratu Boko, ketika Yayuk ditolak mentah-mentah sama pasangan bule tua yang Yayuk ajakin buat foto bareng. Dengan pedenya Yayuk ngomong ke bule itu: “Would you like take a pict with us?” Yang dijawab si bule sambil tersenyum: “I don’t think so…” Wew… bule bisa sombong juga ya? Hehehe…
Setelah turun dari candi Ratu Boko, kami memutuskan istirahat sebentar sambil menikmati pemandangan kota Jogja dari atas lengkap dengan setting Gunung Merapi yang subhanallah memang gagah perkasa luar biasa. Jadi membayangkan ketika gunung tersebut meletus, pastilah kekuatannya juga luar biasa. Setelah puas istirahat, kita kembali ke Candi Prambanan. Di Prambanan, kita foto-foto lagi.




Sayangnya, candi yang ada patung Roro Jongrangnya lagi di rehab. Kita jadi ga bisa foto-foto di dalamnya. Cuma bisa di depannya aja.



Hari mulai siang, kamipun pulang dulu ke asrama Banjarbaru karena celana Awir robek saking excitingnya memoto kami di Candi Ratu Boko, hehehe. Setelah itu kami langsung ke Pasar Beringharjo. Weleh, pasarnya padat banget, parkiran penuh. Musim liburan, banyak orang yang ke jogja rupanya. Habis dari Beringharjo, kami jalan aja sepanjang jalan Malioboro sambil liat-liat barang dagangan yang bagus-bagus. Sampai di depan hotel Mutiara, saya liat Sumpia ayam. Ini dia nih inceran saya. Waktu ke Jogja dulu, saya ga sempat makan makanan yang satu ini. Dan sekarang saya pingin icip, dan ternyata Sumpianya top markotop, maknyuss lah pokoknya.




Habis makan sumpia, kita lanjut jalan sampai ke Mall Malioboro. Setelah puas jalan dan belanja. Kita keluar dari Mall dan nyari delman. Pingin naik delman di Jogja. Akhirnya setelah tawar menawar, si kusir keukeuh dengan harga 50rb rupiah. Ya sudah lah kita dealkan saja.



Naik delman trus nyempetin turun di tempat orang jualan bakpia, beli beberapa kotak dan makanan lainnya untuk oleh-oleh. Trus keliling keraton. Haduh, Jogja padat!! Mpe delman ga bisa bergerak leluasa. Akhirnya kita nyampe di parkiran tempat kita markirin motor. Kasian Awir nungguin kita di mesjid, hee sorry ya Wir, jangan jera ya.. :D
Setelahnya kita janjian sama Yuna untuk KopDar. Dan kita memutuskan kopdar di Raminten atau tepatnya the house of Raminten. Sebelumnya saya ga ngerti Raminten itu tempat seperti apa. Setelah datang ke sana saya mayan terkaget-kaget, yang punya Raminten ini ternyata transgender dan beliau ternyata terkenal banget. Konsep tempat makannya unik dan sepertinya emang favorit banyak orang. Mpe waiting list loh. Kita sempat nunggu hampir setengah jam sebelum akhirnya dapat tempat. Yuna nya juga masih di jalan.
Setelah dapat tempat kita pesan makan. Menu di Raminten ini unik-unik loh. Saya pesan susu jahe gepuk dan bakso uleg. Ternyata cangkir tempat susu jahe gepuknya berbentuk ‘susu’ wanita dan bakso ulegnya unik banget, bukan pake mi tapi pake lontong dan potongan tahu dengan bumbu yang diuleg. Rasanya enak, gurih asin, dan bumbunya kerasa banget.




Ga lama Yuna datang dan mulai gabung dengan kita. Seperti yang saya sudah kira sebelumnya kalau Yuna itu manis, persis seperti foto-fotonya yang saya liat di FB dan Blognya. Trus kita ngasih oleh-oleh dari Banjar yang emang sengaja kita siapin buat Yuna. Kita sempat foto-foto juga, mencoba mengabadikan moment yang ada.





Karena badan yang capek, akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja dan tidak jadi ke alun-alun.
Sesampainya di rumah, kami langsung bersih-bersih dan packing-packing, trus keluar nyari makan malam. Jam setengah 12 malam, taxi yang kami hubungi datang menjemput kita ke stasiun Tugu. Sampai stasiun Tugu, kita nunggu kereta kita yang jam 1 dini hari. Sambil nunggu, kita foto-foto dulu pake timer :p.






Dan saya jadi menyadari, dari beberapa stasiun yang saya pernah datangi, stasiun Tugu adalah stasiun yang terbaik. Pengumumannya ja pake dua bahasa (Inggris dan Indonesia).


Tanggal 20 Mei 2012
Tepat jam 1 pagi, KA Bima datang. Kami langsung bergegas naik ke dalam kereta dan langsung terasa perbedaan KA eksekutif dengan KA ekonomi. Pantesan harganya bisa 2x lipat. Di eksekutif ada AC, televisi, colokan listrik buat charge hape dll, kursinya bisa diatur dan diputar, dapet selimut, dapet bantal, dapet segelas teh panas, toiletnya lumayan nyaman, dan petugasnya nanyain kita berhenti di mana, jadi kalau kita ketiduran, petugas bakalan ngebangunin kita kalo kita udah nyampe di tujuan kita.

Sekitar jam setengah 6 lewat (pagi), kita nyampe di stasiun Gubeng Surabaya. Turun dari kereta, kita bingung mau kemana, ga da teman dan ga da tempat yang mau dituju, lagian badan masih capek banget. Akhirnya kita istirahat di stasiun beli roti maryam cuma 3 ribu ja, di Banjarbaru harganya 10 ribu, ckckck



Kita juga sarapan di stasiun. Jam delapan kita baru nyari taxi ke bandara Juanda. Dapet taxi argo dengan biaya 122.500 rupiah (udh termasuk tol dll). Di bandara kita bersih-bersih. Ga bisa mandi, cuma bisa sikat gigi, cuci muka dan ganti baju. Habis itu kita check in dan nunggu pesawat kita yang lagi-lagi delay 1 jam. Jam 3an WIB pesawat kita baru berangkat. Nyampe di Syamsudin Noor jam 4an lewat. Antri bagasi + makan + pulang naik mobil Yayuk, akhirnya nyampe di rumah magrib jam setengah tujuh.

Untuk lebih mudah dan lengkapnya melihat biaya yang dikeluarkan selama kami backpackeran kemarin, bisa dilihat pada tabel berikut:




Sebenarnya biaya tersebut bisa lebih ditekan lagi. Untuk tiket pesawat BJM-SBY PP, bisa ditekan menjadi sekitar 360 ribu saja, karena kemarin sempat ada promo tiket pesawat citilink BJM-SBY sekitar 180 ribuan. Tapi sayangnya kami sudah terlanjur beli tiket sebelum promo tersebut diadakan.
Kalau mau langsung ke Malang naik KA dari Surabaya, sebaiknya langsung minta antar ke stasiun Gubeng Lama, jadi ga usah naik becak segala dari Stasiun Gubeng Baru.
Untuk hotelnya sendiri, kata teman saya, ada hotel Helios yang cuma 90rb per malam. Emang khusus buat backpacker mpe terkenal banget di kalangan backpacker. Tapi kamar mandinya di luar. Kalau saya sih kayaknya tetap pilih di hotel Kartika Kusuma.
Ketika di Malang, pas mau ke Jatim Park 2, naik ADL ke terminal Landungsari. Dari terminal Landungsari langsung naik angkot BJL (warna kuning), ga usah naik angkot warna ungu, karena si BJL bakalan langsung nganter kita ke depan Jatim Park 2. Cuma agak sedikit lambat saja, karena si BJL ini jalurnya memutar.
Dan dari Jogja ke Surabaya kalau beruntung bisa dapat tiket promo eksekutif, tarifnya cuma 100rb per orang. Trus turunnya di stasiun Wonokromo saja agar dekat dengan Bandara Juanda sehingga biaya taxinya akan lebih murah. Anggap saja sepertiga taxi dari stasiun Gubeng ke Juanda, jadi 40rb rupiah. Bisa hemat 500.000an dari biaya kami. Berikut rinciannya sesuai ‘penekanan’ biaya di atas:



Well, berminat mau jalan-jalan backpacker-an? Rencanakan dengan matang perjalanan yang ingin kamu lakukan. Sedikit tips yang bisa saya bagi:

1. Jangan malas searching info yang banyak dari internet. Tentang tempat wisata yang ingin kamu kunjungi, tentang hotel yang dekat dengan tempat wisata tersebut dengan harga yang terjangkau dan tentu saja dengan keamanan dan kenyamanan yang layak. Nyari hotelnya lebih dari satu aja, biar ada cadangan kalau-kalau hotel yang kamu ingini penuh.
2. Searching juga gambar peta wisata dari kota yang kamu ingin kunjungi, dan jangan lupa untuk di print biar mudah dibawa bepergian.
3. Yang tak kalah penting, searching juga transportasi apa yang bisa kamu pakai untuk bisa sampai ke tempat wisata yang kamu ingin kunjungi lengkap dengan tarifnya.
4. Catat semuanya dan kalau perlu buat tabel perjalanan, lengkap dengan jam nya.
5. Siapkan rencana B untuk berjaga-jaga seandainya ada kejadian yang tidak terduga seperti pesawat yang delay dsb.
6. Kalau punya GPS lebih bagus lagi, karena GPS akan sangat memudahkan kamu untuk menemukan tempat yang ingin kamu datangi.
7. Alangkah lebih baik kalau kamu mempunyai teman atau kenalan di daerah yang ingin kamu kunjungi tempat wisatanya, karena dia bisa sangat-sangat membantu mengarahkan kamu dan syukur-syukur kalau dia punya waktu untuk menemani kamu jalan-jalan.
8. Untuk yang bepergian naik KA, pastikan kamu tiba di stasiun minimal setengah jam sebelum jam keberangkatan kereta. Karena KA termasuk transportasi yang tepat waktu. Lambat sedikit, kamu bisa ketinggalan kereta.
9. Pastikan perut kamu terisi! Kadang karena kita berada di daerah yang bukan daerah kita, kita ga sreg dengan makanannya. Tapi kamu harus tetap makan, perut harus diisi. Jadi ya kalau musti dipaksa, dipaksa aja makannya. Karena backpackeran perlu tenaga extra, hehehe.
10. At last, jangan lupa mengubah jam kamu, sesuaikan dengan waktu setempat. Jangan sampai salah jam hanya gara-gara kamu lupa dengan waktu setempat.

Ternyata panjang juga catatan perjalanan kali ini. Secara perjalanan 5 hari 4 malam digabung jadi satu catatan. Moga bermanfaat yaa.. :)

*ditulis sambil buka-buka memoires diary di hape liat catatan perjalanan kemarin :D