Selasa, 19 Agustus 2014

(for the first time) Google menyelamatkan hidup saya...

Tadi malam karena menunggu telpon yang tak kunjung berdering, sayapun sukses ketiduran di lantai. Tiba-tiba telpon yang ditunggu-tunggu pun akhirnya berbunyi, sayapun mengangkatnya dengan kesadaran yang masih belum terkumpul semuanya. Setelah bicara 2 menit, telponpun ditutup dan saya kembali tertidur di lantai karena mata ini memang mengantuk sekali.

Ketika hendak terlelap, antara sadar dan tidak, saya merasa ada sesuatu yang masuk ke telinga saya. Awalnya saya pikir seperti ada air yang masuk pelan-pelan ke dalam telinga saya, karena rasanya yang dingin. Mungkin keringat pikir saya, karena malam tadi memang hawanya agak panas. Tapi ternyata yang masuk ke telinga saya itu bukan air keringat karena secara tiba-tiba saya mendengar bunyi yang sangat berisik yang berasal dari dalam telinga saya. Sayapun kontan terbangun. Spontan mengubek-ubek telinga dengan jari dan bunyi itu semakin menjadi-jadi, mengganggu sekali. Sayapun yakin kalau telinga saya sedang kemasukan binatang. Tapi binatang seperti apa yang masuk ke dalam telinga saya? Apakah laba-laba, semut, anak kecoa, ataui lipan??? Sayapun semakin panik. Langsung memencet hidung sembari menghembuskan nafas sekencang-kencangnya dari hidung dalam waktu bersamaan. Hal ini saya yakini bisa mendorong binatang yang berada di dalam telinga saya. Tapi beberapa kali melakukan hal itu, si binatang tetap tak kunjung keluar, malah semakin bergerak-gerak di dalam telinga saya. Pingin rasanya minta tolong ke Acil saya (sepupu mama, kebetulan saya tinggal di rumah beliau di Banjarmasin), tapi saya takut kalau Acil saya ikutan panik dan melakukan tindakan yang malah bisa berakibat fatal. Sayapun berusaha untuk tidak panik, walaupun susah sekali untuk tidak panik.

Sambil menenangkan diri sayapun melakukan hal yang mungkin agak sedikit konyol tapi justru berhasil menyelamatkan hidup saya. Sayapun googling bagaimana cara mengeluarkan binatang yang masuk ke dalam telinga. Mungkin apa yang saya lakukan ini terdengar agak sedikit lucu. Bisa-bisanya saya buka-buka hape sementara di telinga saya sedang hidup seekor bintang yang saya tak tau berjenis apa dan kala itu tengah asik mengubek-ubek telinga saya dengan sangat berisik.

Alhamdulillah ternyata banyak sekali orang-orang yang berbagi pengalamannya ketika kemasukan binatang. Sayapun membacanya, dan menemukan langkah pertolongan pertama, yaitu dengan memiringkan kepala dan menempatkan telinga yang bermasalah di sebelah atas. Lalu teteskan baby oil atau minyak zaitun ke dalam telinga yang bermasalah tersebut sambil daun telinga di tarik-tarik untuk menghilangkan gelembung udara, setelah itu tetesi telinga dengan air hangat, lalu miringkan kepala hingga telinga yang bermasalah berada di bawah. Tunggu beberapa saat sampai benda asing (termasuk binatang) keluar dari dalam lubang telinga. Ulangi beberapa kali untuk memastikan tidak ada bagian dari binatang (terutama yang sudah terlanjur mati di dalam telinga) yang tertinggal di dalam telinga.

Sayapun mengikuti saran yang dianjurkan. Untungnya saya punya simpanan baby oil sisa tempo lalu ketika kulit badan saya terkena gatal-gatal karena ga cocok pakai salah satu merk sabun mandi. Saya pun meneteskan beberapa tetes ke dalam telinga saya dengan gemetaran. Seumur hidup saya, tak pernah rasanya saya secara sengaja memasukkan cairan ke dalam telinga saya. Jadi berasa aneh aja ketika saya harus memasukkan beberapa tetes baby oil ke dalam nya. Kemudian saya tarik-tarik ujung telinga saya untuk menghilangkan gelembung udara dan memastikan kalau si baby oil benar-benar masuk ke dalam lubang telinga saya. Karena tidak ada air hangat di kamar, maka langkah meneteskan air hangat ke dalam telinga saya skip. Setelah itu saya berbaring dengan posisi badan miring dan telinga yang bermasalah menghadap ke bawah. Saya tunggu beberapa saat sambil mulut ini tak berhenti berdzikir minta diberi kekuatan dan kesembuhan. Lalu saya seperti merasa ada yang mengalir turun dari dalam telinga saya. Sayapun mengambil ujung sarung/kain bali yang biasa saya jadikan selimut, lalu dengan bantuan jari yang saya lapisi dengan sarung bali tadi, saya pun berusaha menarik 'benda' yang mengalir keluar dari dalam telinga saya. Setelah saya lihat, ternyata ada sesosok serangga berwarna hitam (bentuknya mirip kecoa namun dengan ukuran kecil, kurang lebih panjangnya setengah centi dengan badan yang lebih kokoh dari kecoa, hiiiyyy..) yang nempel di sarung bali. Dan serangga itu masih hidup, berjalan dengan pelan dengan badan penuh dengan baby oil. Sayapun langsung membunuh serangga itu. It must be die!!!!

Perjuanganpun berakhir. Dan setelahnya sayapun langsung pingin nulis blog. Pingin berbagi pengalaman, siapa tau suatu saat nanti ada yang mengalami hal ini juga (tapi kalau bisa jangan sampai deh.. :D). Malam tadi juga saya langsung pingin nulis blog via hape, tapi yang ada ngantuk saya datang lagi, dan akhirnya baru pagi ini postingan ini bisa saya tulis.

Tadi pagi saya sempat cerita ke beberapa teman kantor tentang hal ini, mereka sempat terkagum-kagum mendengar saya masih sempat-sempatnya googling di saat-saat menegangkan seperti itu. Sayapun menimpali, masih mending saya cuma sempat googling, kalau orang lain mungkin sudah selfie kali ya trus update status kalau sekarang telinganya kemasukan binatang, hihihi... :D

Semoga kejadian tadi malam tidak terulang lagi. Aamiiin. Dan untuk beberapa malam berikutnya, sepertinya saya bakalan rajin pake headset di kuping pas tidur, karena jujur sepertinya saya masih sedikit trauma dengan binatang yang masuk ke dalam telinga :D