Jumat, 14 Mei 2010

belajar dari pengalaman...

Siang tadi saya bersama teman saya ingin membuat SKCK alias Surat Keterangan Catatan Kepolisian. Hohoho.. Dulu surat ini lebih dikenal dengan SKBB atau Surat Keterangan Berkelakuan Baik. Tapi entah kenapa sekarang malah disebutnya dengan SKCK. Huffttt... Tapi di sini saya bukan bermaksud membahas 'sebutan' untuk selembar surat itu yang ternyata bikinnya ribet mintaaa ampyuuunnn. Kami (saya dan teman saya) yang sama sekali belum pernah membuat surat ini, otomatis mengalami sedikit kebingungan. Gimana ya tata cara bikinnya?? Maka dengan modal sedikit nekat kami pun mendatangi Kantor PolSek di kota kami. Dengan muka pede, kami pun ikut nongkrong di antrian yang entah sedang antri apa, yang jelas banyak orang mengantri di situ untuk kemudian mereka mendapatkan selembat surat. Dari situ kami berpikir memang ini lah tempat membuat SKCK itu.

Setelah kurang lebih setengah jam antri, maka tiba lah giliran saya. Dengan entengnya saya tanya tuh pak Polisi: "Bikin SKCK di sini kan Pak??"
Pak Polisi dengan sedikit kaget, menyahut: "Oalah, dek.. Di sini itu buat bikin KTP. Bikin SKCK itu di ruang sebelah sana" sembari menunjuk sebuah ruangan yang jelas-jelas di pintu masuknya bertuliskan "SKCK" segede-gede gambreng. Huhuhuhu.. Payah!!! Payah!! Payah!!!

Akhirnya saya dan teman sayapun berpindah ke ruangan tersebut. Setibanya di sana sudah ada satu petugas yang siap melayani kami. Tapi ternyata SKCK kami belum bisa diproses, karena tak ada surat pengantar yang merupakan syarat untuk dikeluarkannya SKCK. Hiksss... Akhirnya kamipun terpaksa harus pergi ke kelurahan dulu, untuk mendapatkan surat pengantar yang dimaksud.

Sesampainya di Kelurahan, saya liat kelurahannya lumayan sepi. Sepertinya beberapa pegawainya udah pulang. Sayapun mendatangi pegawai yang ada dan menyampaikan maksud saya untuk meminta surat pengantar untuk membuat SKCK. Tapi, pelayanan kali ini benar-benar mengejutkan!!! Masa si petugas bilang dengan entengnya.. "Aduh, kelurahannya udah tutup mbak, kan udah jam 11" sambil nunjuk ke jam dinding yang jelas-jelas masih menunjukkan jam 10.55. Hmmm...
"Kalau udah jam 11 komputernya ga bisa dinyalain lagi buat bikin surat pengantarnya"
Haaahhhh?!?!?! Lo kira gua anak kecil yang bisa ditipu. Huks... Apa hubungannya coba, jam 11 sama komputer yang ga bisa dinyalain lagi?? Ga logis banget!!! Ini kah cermin seorang PNS yang memang kbanyakan di cap pmalas dan kerjaannya nyantai-nyantai doank?? Duh, rasanya tak sampai hati memberi cap seperti itu tapi jujur saya kecewa!!!!!

Lalu pegawainya kembali berujar: "Bawa surat pengantarnya ga mbak??"
Surat pengantar apa pula??
"Ga Pak. Surat pengantar apa ya??"
"Wah, mbaknya ternyata belum nyiapin. Jadi, emang belum bisa kita bikinkan surat pengantar Kelurahannya. Di sini, kita juga punya persyaratan mbak. Mbak harus bawa surat pengantar dari RT, fotocopy KTP, fotocopy Kartu Keluarga, sama fotocopy PBB."
Wedew.. ribett amat ya?!

Maka akhirnya, dengan langkah gontai, saya dan teman sayapun kembali ke kantor tanpa membawa selembar surat yang pada awalnya kami kira akan kami genggam sepulangnya kami ke kantor setelah susah payah minta ijin keluar dari kantor. T_T


Pelajaran moral:
*Jangan malu untuk bertanya apalagi untuk mengurus urusan yang ribet. Salah-salah malah hanya akan buang-buang waktu (dilempar-lempar kayak bola kesana kemari). T_T
**Pengalaman adalah guru yang terbaik. Kalau bukan karena ingin mengikuti test DEPKEU tentu saya tak akan pernah tau bagaimana tata cara untuk membuat SKCK. Kalau dihitung-hitung, sepertinya kejadian siang tadi bisa saya jadikan pengalaman ‘berharga’ buat saya. :)
***Kalau Allah mengijinkan saya menjadi PNS suatu saat nanti, saya ingin menjadi PNS yang ‘pantas’. ‘Pantas’ untuk menerima gaji yang akan saya terima. ‘Pantas’ untuk menerima segala fasilitas dan kenyamanan seorang PNS. Amin… ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar