Sabtu, 31 Oktober 2009

The Butterfly Effect

Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
Pernah kah kalian tau tentang sebuah fenomena pengetahuan yang cukup mencengangkan? Tentang seseorang yang berhasil melintasi waktu dengan menggunakan mesin waktu (hmmm… terdengar seperti nama salah satu alatnya Doraemon ya? Hehehehe…)
Seseorang yang bernama John Titor.
Dikabarkan bahwa John Titor adalah seorang tentara Amerika yang berasal dari tahun 2036 yang kembali ke tahun 1975 dengan menggunakan mesin waktu yang dibuat dengan sistem layaknya black hole, untuk mengambil komputer kuno milik kakeknya (IBM 5100), karena di masanya (2036), komputer UNIX mengalami masalah dan hanya IBM 5100 yang dapat mengatasinya. Dalam perjalanan nya kembali ke masa lalu, ia juga menyempatkan diri untuk memperingatkan orang tuanya yang berada di tahun 2001, mengenai bahaya-bahaya di masa depan. Pada saat itulah John muncul di forum. 21 Maret 2001 John pamit pulang ke masanya, dan sejak itu ia tak pernah muncul lagi di forum. Banyak sekali kabar yang beredar mengenai John Titor ini, baik di mbah google maupun di youtube. Informasi di atas pun saya dapat dari hasil surfing di google.
Terlepas dari benar atau tidaknya kabar tersebut (terus terang saya termasuk yang skeptis dengan fenomena tersebut), saya jadi teringat dengan sebuah film tentang seseorang yang mempunyai kemampuan kembali ke masa lalu.

Film di tahun 2004 yang berjudul The Butterfly Effect. Disutradarai dan ditulis oleh Eric Bress dan J. Mackye Gruber. Dibintangi oleh aktor tampan sekaligus suami aktris senior Demi Moore – Ashton Kutcher.
Film tentang seseorang bernama Evan Treborn (Ashton Kutcher) yang menderita karena beberapa trauma yang dialaminya sewaktu ia masih kecil dan remaja. Untuk menghilangkan trauma tersebut, ibunya menyuruh Evan melakukan semacam theraphy yaitu dengan menyuruh Evan menulis jurnal setiap kali Evan merasa dirinya tidak bahagia. Kebiasaan yang dibawa sejak kecil itu, menghasilkan sebuah jurnal yang ternyata bisa membuat Evan kembali ke masa lalunya.
Hanya dengan membaca jurnal yang pernah ia tulis, membayangkan penderitaan dan stress yang ia alami ketika itu, maka Evan pun bisa kembali ke masa lalu nya. Dan dengan kembalinya Evan ke masa lalu nya, menyebabkan ia bisa mengubah beberapa bagian dari masa lalunya. Tapi setiap perubahan yang ia buat akan menghasilkan konsekuensi yang berbeda pula. Mengubah masa lalu belum tentu membuat masa yang akan datang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selalu saja seperti itu.
Tapi Evan tak pernah berhenti berusaha. Berulang kali ia kembali ke masa lalu nya, mengubah kejadian di sana-sini, demi bisa mendapatkan masa yang akan datang yang lebih baik buatnya dan orang-orang di sekelilingnya.
Berhasilkah Evan? Tonton sendiri aja ya, bagi yang belum nonton. Bagi yang udah, jangan diceritain terusannya ke yang belum pernah nonton, biar mereka nonton sendiri aja. Hehehe…

The butterfly effect sendiri adalah sebuah teori yang merujuk pada pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menghasilkan badai tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Fenomena yang dikenal sebagai sistem ketergantungan yang sangat peka terhadap kondisi awal. Sedikit saja perubahan pada kondisi awal, maka dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem jangka panjang.
Bingung?? Hmmm.. saya juga pada awalnya agak sedikit bingung. Apalagi pada kalimat ‘bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menghasilkan badai tornado di Texas beberapa bulan kemudian.’
Tapi setelah ditelaah lagi, sepertinya hal tersebut sangat masuk akal. Intinya adalah hubungan sebab akibat. Tanpa kita sadari, bahwa semua yang terjadi di dunia ini sebenarnya terjadi karena adanya hubungan sebab akibat. Apabila faktor ‘sebab’ dapat kita ubah sedikit saja, maka hasil ‘akibatnya’ pasti akan berbeda pula. Kira-kira sih demikian menurut hemat saya yang nilai fisikanya pas-pasan, hehehe….

So, ditonton ya film The Butterfly Effectnya, siapa tau dapat memberikan ‘akibat’ yang positif untukmu. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar