Jumat, 14 Desember 2012

Cotto Makassar

Bismillah,

Kamis, 6 Desember 2012 kemarin, PI kantor saya kembali mengadakan acara rutin, apalagi kalau bukan arisan. Agenda tambahannya selain arisan, adalah acara demo memasak yang akan diperagakan oleh salah seorang dari anggota PI juga. Kali ini, ibu Asri yang orang Makassar didaulat untuk mempraktekkan dan membagi ilmunya dalam membuat masakan yang bernama Cotto Makassar.

Reseppun dibagikan, dan karena saya baik hati dan tidak sombong (hihihi...), maka resepnya bakalan saya tulisin di sini. Berikut resepnya selengkapnya.

Cotto Makassar

Bahan:
- 500 gram daging sapi (rebus matang)
- 500 gram babat (rebus matang)
- 300 gram hati sapi (rebus matang)
- 200 gram jantung sapi (rebus matang)
- 5 batang serai (memarkan)
- 4 cm lengkuas (memarkan)
- 2 cm jahe (memarkan)
- 5 lembar daun salam
- 250 gram kacang tanah (goreng dan haluskan)
- 2,5 liter air cucian beras (air tajin)
- 1 sdm bumbu kaldu bubuk rasa sapi
- 6 sdm minyak sayur

Bumbu yang dihaluskan:
- 10 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 8 butir kemiri (sangrai)
- 1 sdm ketumbar (sangrai)
- 1 sdt jintan (sangrai)
- 1 sdt garam
- 1 sdt merica

Pelengkap:
- Bawang merah goreng
- Irisan daun bawang
- Irisan seledri
- Sambal Tauco
- Ketupat

Cara Memasak:
  1. Rebus daging sapi, babat, hati, dan jantung. Tambahkan serai, lengkuas, jahe, dan daun salam. Masak sampai matang. Setelah matang, angkat, tiriskan, dan potong-potong dadu, sisihkan.
  2. Panaskan minyak sayur, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum. Masukkan bumbu yang telah ditumis ke dalam air kaldu. Tambahkan kacang tanah goreng yang telah dihaluskan ke dalam air kaldu tadi. Tunggu sampai mendidih dan siap di hidangkan bersama ketupat.
Sambalnya:
Haluskan 10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 10 cabai keriting yang sudah direbus sebentar.
Lalu tumis dengan 6 sdm minyak sayur hingga matang.
Tambahkan 100 gram tauco, garam dan gula merah secukupnya.

Meja makan yang udah ditata :D

Nampak seperi air kaldu biasa, padahal ini air tajin plus air kaldu loh :D

Bu Asri beraksi, menumis bumbu Cotto Makassar ;)

Potongan daging, babat, hati dan jantung sapi dimasukkan ke dalam kaldu sapi, sementara bumbunya masih ditumis

Bumbu yang ditumis, wanginya udah menguar kemana-mana :D

Setelah bumbu ditumis sampai matang, bumbupun dimasukkan ke dalam rebusan air kaldu

Kacang tanah yang dihaluskan pun dimasukkan kedalam kuah Cotto Makassar
Sayangnya, saya lupa ambil foto hasil akhir Cotto Makassar hasil masak-masak kami kemarin :D

Dan mengenai Cotto Makassar sendiri, sebenarnya masakan ini kurang familiar di Banjarbaru. Saya sendiri pernah makan masakan ini untuk pertama kali ketika saya berkunjung ke kota Balikpapan. Ketika icip Cotto Makassar untuk pertama kali, jujur saja saya kurang begitu menyukai rasanya, mungkin karena belum famliar itu tadi kali ya.

Nah, kemarin ketika acara masak-masak Cotto Makassar, saya udah lumayan suka dibanding waktu pertama kali makan, terutama untuk sambalnya, saya suka sambal tauconya, rasanya gurih enak dan bikin rasa Cotto Makassar nya jadi lebih berasa. :D Tapi saya tetap mengalami sedikit 'ketidaksukaan' pada "aksesoris" sapi selain dagingnya. Untuk itu, kalo bisa pilih, saya bakalan pilih daging sapinya saja sebagai isian dari Cotto Makassar saya.

Dari sini, bisa saya simpulkan, kalau lidah setiap orang itu berbeda-beda, yang menjadikan seleranya juga berbeda. Sebut saja saya, karena saya orang Banjar, saya sukaaaa banget yang namanya Ketupat Kandangan. Tapi teman saya yang orang Toraja, malah ga suka sama Ketupat Kandangan. Dia bilang tampilan dan rasa Ketupat Kandangan itu aneh. Huhuhuhu... Kalo saya sih, malah suka banget, apalagi pake iwak (ikan) haruan bakar plus sambal acan (sambal terasi), huaaa... bisa sampai 2 piring makan nya, hahaha...

Begitupun dengan Cotto Makassar ini, karena baru dua kali icip, saya belum bisa bilang "suka banget" terhadap masakan yang satu ini. Menurut saya sih ya lumayan, masih bisa diterima oleh lidah saya. Next, kapan-kapan kalau jalan ke Balikpapan atau (mungkin) ke Sulawesinya langsung, pingin makan Cotto Makassar lagi.

Oiya, ada yang tau ga, kenapa masakan ini disebut Cotto bukan Soto?? Kemarin saya sempat tanya sama bu Asri, tapi beliau juga ga tau, hihihi... Jadi penasaran :D

Well, moga bermanfaat ya resepnya. Selamat mencoba :)


7 komentar:

  1. aq pernah bikinnnnnn... enaaaaaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. kirim ke sini mbk... *pingin ngerasain masakan mbk indri :D

      Hapus
  2. soto Banjar is the best dah... kdd yang mengalahkannya. Hahahaha..... *setelah mencoba soto lamongan, soto kediri, cotto makassar, soto apalagi? lupaaa*

    BalasHapus
    Balasan
    1. jaaa.. setuju yan.. soto banjar is the best, wkwkwk.. ;)

      Hapus
  3. aku juga enggak begitu doyan makan coto makassar kekekke... selalu milih pake daging doang klo terpaksa makan.

    nah klo soto banjar, bisa dua mangkok tuh kekekkeke #suku ama lidah ga pas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah loh.. bisa gitu ya, suku ama lidah ga pas.. hahaha...
      tapi boleh percaya boleh ga ka, dulu waktu kecil, ulun ga suka sama soto banjar, ga tau juga kenapa. Eh sekarang, bisa habis 2 mangkok (juga) makannya, hahaha :))

      Hapus
  4. aq belum pernah makan soto banjar
    #beruraiairmata

    BalasHapus