Rabu, 07 November 2012

Negeri Para Bedebah

Negeri Para Bedebah

Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.

Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.

Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.

*****************************

Judul Buku : Negeri Para Bedebah
Penulis : Tere Liye
Tebal : 440 halaman

Thomas, seorang pemuda, berprofesi sebagai konsultan keuangan yang sangat pandai dan populer, berusaha menyelamatkan Bank Semesta milik Om Liem (adik Edward - ayahnya Thomas) dari 'likuidasi yang direncanakan' hanya dalam jangka waktu 2 hari.

Dibantu oleh orang-orang terpercayanya pun teman-temannya di klub petarung, sanggupkah Tommi (panggilan akrab Thomas) menyelamatkan Bank Semesta? Siapakah dalang dari collapse nya Bank Semesta? Adakah hubungannya dengan tragedi di masa lalu Thomas yang telah membuatnya menjadi pribadi yang berbeda, pribadi yang jauh lebih kuat?

Cari tahu jawabannya sembari masuki 'dunia ekonomi' ala tere liye yang dibalut 'keseruan' adegan action dalam bentuk kata-kata di dalam buku Negeri Para Bedebah.

*****************************

Negeri Para Bedebah (NPB), satu lagi karya tere liye yang bikin saya kagum dan mengidolakan beliau sebagai penulis. Hmm.. entah harus mulai dari mana saya membahas tentang buku ini... Oke lah, let it flow aja nulisnya.. Bismillah.

Buku ini saya beli sudah beberapa bulan yang lalu, tapi baru minggu-minggu kemarin sempat baca pas saya dinas ke Satui. Jadi ceritanya buku ini jadi pengisi waktu luang daripada bengong di penginapan, hehehe.

Awalnya saya skeptis, kalau buku ini bakalan membuat saya 'suka', karena ngeliat judul dan covernya, agak kurang menarik. Begitupun dengan beberapa penggal kata di bagian cover belakang bukunya, terasa biasa saja.

Uppss, ternyata saya salah besar!!! Dan kata bijak: Don't judge the book just from the cover, rasa-rasanya sangat berlaku untuk buku yang satu ini. Tadinya malah saya pikir, buku ini bakalan 'berat' banget, karena sempat dapat selentingan di dumay (entah di dumay bagian mana, lupaaa.. :D), kalau buku ini banyak berisi tentang istilah-istilah ekonomi gituu, jadi berasa takut duluan aja. Takut ga ngerti, hahaha. Tapi ternyata saya salah. Saya malah suka, saya malah tertarik, bahkan saya jadi merasa 'sedikit mengerti' tentang dunia perekonomian. Jadi tambah kagum sama bang tere dan jadi mikir, bang tere ini kuliah jurusan apa ya?? Ada yang tau ga?? (malas googling :pp).

Waktu di buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu (RTDW), bang tere sukses memasukkan sedikit dunia 'teknik sipil' which is itu (salah satu) yang membuat saya masih menempatkan RTDW di rating paling atas untuk karya-karya bang tere. Nah kali ini, malah bang tere sukses ngebawain setting dunia perekonomian. Yang sekolahnya di bidang ekonomi, harusnya suka baca buku ini (my personal opinion :D). Setidaknya, saya yang bukan 'orang ekonomi' merasa cerita di buku ini keren sekali dengan dunia ekonominya tadi.

Saking tenggelamnya saya dalam dunia perekonomian di NPB, saya sempat berfikir untuk tidak menyimpan uang saya di Bank.. Nah lo.. Kenapa bisa begitu?? Huiii panjang dan rumit ceritanya. Baca sendiri sajalah NPB ini, ntar juga ngerti :D
Tapi tentu itu cuma 'pikiran' saya saja, karena realisasinya memang agak susah mengingat zaman sekarang, yang memang tak bisa lepas dari sistem perbankan.

Membaca buku ini, saya serasa menonton film action. Tiap adegan berhasil digambarkan bang tere dalam bentuk kata-kata yang sukses melarutkan imajinasi saya dalam perjuangan Thomas untuk menyelamatkan Bank Semesta hanya dalam waktu 2 hari. Kadang, dengan membaca buku ini saya merasa seperti nonton film India ketika ada oknum polisi yang jadi penjahat. Di lain waktu saya merasa seperti nonton film Hollywood ketika Thomas beberapa kali melarikan diri dari kejaran polisi. Nah, ngomong-ngomong film Hollywood, saya jadi ingat dengan film Cellular ketika membaca NPB ini. Apa pasal? Karena Thomas (tokoh utama NPB) selalu menggunakan ponsel nya untuk terus berhubungan dengan orang-orang terpercayanya sementara ia sibuk menghindari kejaran polisi sambil terus berusaha merealisasikan rencananya menyelamatkan Bank Semesta. Yang saya notice banget adalah, di hal charge ponsel. Kalau di film Cellular ada adegan di mana si pemeran utama sibuk mencari charger agar ponsel nya tetap bisa menyala (sampai bela-belain ngerampok toko ponsel cuma buat ngedapetin charger :D), nah di NPB, si Thomas kayaknya ga mengalami hal itu. Hmm.. Emang sih, Thomas ga selalu 'menelpon' tapi saya jadi merasa sedikit janggal saja. Well, tapi setelah saya pikir-pikir, kan memang ada ponsel yang baterainya bisa tahan 10 hari. Nah mungkin Thomas pake ponsel yang seperti itu :D

Terlepas dari seperti film India ataupun film Hollywood, banyak pembaca lain (termasuk saya) yang berpendapat kalau buku ini, setting ceritanya mirip dengan sebuah bank di negeri kita. Benar atau tidaknya, kalau buku ini bersettingkan 'bank' tersebut tentulah sudah ditegaskan di awal buku: "Cerita ini adalah fiktif. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, dan alur cerita, itu hanyalah kebetulan belaka." Tapi saya sungguh tidak keberatan, entah itu fikif, entah itu non-fiktif, yang jelas saya terhibur dengan cara menulis bang tere yang menjadikan buku NPB ini seru sekali untuk dibaca. Dan saya tak ragu untuk bilang kalau ini buku no.2 favorit saya setelah RTDW (untuk karya bang tere). :)

Sepertinya nge-review kali ini emang beneran 'let it flow', sampai-sampai jadi ga jelas, ni review atau bukan ya?? hehe.. Karena sedikit banyak saya merasa kalau buku ini memang susah untuk di ceritakan kembali alias di review, takutnya malah jadi spoiler bagi yang belum baca, ntar malah jadi ga seru donk ya? Tul ga?? :D

Intinya, begitulah kesan saya setelah membaca NPB. Buat yang belum baca, buruan baca!! Recommended banget lah pokoknya.

Happy reading ya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar